Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Stagnan, Rapat The Fed Segera Dimulai

Di kawasan Asia Pasifik, nilai tukar rupiah dan yuan melemah di hadapan dolar AS.
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Jakarta, Rabu (6/72022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Jakarta, Rabu (6/72022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup stagnan pada perdagangan Selasa (13/6/2023) menjelang perilisan data inflasi terbaru dari Negeri Paman Sam. Indeks dolar terpantau ikut bergerak di zona merah pada hari ini.

Berdasarkan data Bloombergrupiah ditutup melemah tipis 0,5 poin sehingga parkir di Rp14.863 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar melemah 0,34 persen atau turun 0,35 poin ke 102,87.

Di kawasan Asia Pasifik, yuan menjadi satu-satunya yang mengikuti jejak rupiah dengan pelemahan 0,07 persen. Mayoritas mata uang di kawasan menguat terhadap greenback.

Kenaikan tertinggi terlihat pada won Korea Selatan yang menguat 1,29 persen. Kemudian baht Thailand menyusul dengan penguatan 0,30 persen dan dolar Taiwan menguat 0,28 persen terhadap Dolar AS.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya menyebutkan dolar melemah dan diperdagangkan dalam rentang harga sempit karena investor berhati-hati menjelang perilisan data inflasi. Pada saat yang sama, The Fed akan memulai pertemuan pada 13—14 Juni 2023 waktu setempat.

“Perhatian pasar sekarang beralih ke laporan CPI Departemen Tenaga Kerja AS yang akan dirilis pada hari Selasa waktu setempat yang diharapkan menunjukkan inflasi sedikit menurun pada Mei dan dapat memberikan ruang bagi Fed untuk menghentikan siklus kenaikan suku bunga yang agresif,” tulis Ibrahim.

Saat ini pasar memperkirakan peluang The Fed mempertahankan suku bunga hampir 84 persen. Di sisi lain, keputusan suku bunga dari Bank of Japan dan Bank Sentral Eropa juga akan dirilis pekan ini. Bank Sentral Jepang diperkirakan akan mempertahankan kebijakan longgarnya.

Dari dalam negeri, Survei Konsumen Mei 2023 yang dirilis Bank Indonesia mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi. Hal tersebut terindikasi dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2023 sebesar 128,3, lebih tinggi dibandingkan dengan 126,1 pada bulan sebelumnya.

Pada Mei 2023, keyakinan konsumen terpantau tetap kuat pada seluruh kategori pengeluaran. Peningkatan optimisme terutama tercatat pada responden dengan pengeluaran Rp4,1–Rp5 juta. Berdasarkan usia, keyakinan konsumen juga terpantau optimis pada seluruh kategori usia responden, meskipun penurunan terjadi pada kelompok usia 20–-30 tahun.

Dengan sentimen-sentimen ini, Ibrahim memperkirakan rupiah akan dibuka fluktuatif pada Rabu besok (14/6/2023), tetapi berpeluang ditutup menguat di rentang Rp14.830—Rp14.920 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper