Bisnis.com, JAKARTA - Emiten terafiliasi Garibaldi 'Boy' Thohir, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) telah mengakuisisi 60 persen saham produsen nikel PT Huaneng Metal Industry (HNMI) dengan nilai transaksi sekitar Rp1,12 triliun.
MBMA telah mengakuisisi 60 persen saham Huaneng yang mencerminkan nilai transaksi US$75 juta pada 31 Mei 2023. Dengan estimasi kurs Jisdor pada 31 Mei 2023 senilai Rp15.003 per dolar AS, maka transaksi tersebut setara dengan Rp1,12 triliun. Adapun, 40 persen saham HNMI lainnya masih dikuasai oleh Plenceed International Industrial Limited.
Huaneng merupakan produsen nikel matte bermutu tinggi yang beroperasi di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah. Kapasitas produksi nikel matte Huaneng sekitar 50.000 ton per tahun. Belakangan Huaneng mencapai margin tambahan dari produk nickel pig iron (NPI) US$2.000 ton.
"Dokumen pengambilalihan (akuisisi) HNMI efektif pada tanggal 31 Mei 2023," seperti dikutip dari keterangan perusahaan.
Nikel matte adalah produk antara yang digunakan dalam memproduksi nikel sulfat, komponen integral dari rantai pasok baterai kendaraan listrik. Hal ini merupakan salah satu strategi MBMA melakukan ekspansi pengiliran nikel dan mendukung ekosistem kendaraan listrik.
HNMI telah berproduksi sejak tahun 2022. HNMI memproses low-grade nickel matte (LGNM) yang memiliki kadar 18 persen-22 persen yang diproduksi oleh smelter RKEF, dengan mengurangi kandungan besi, untuk menghasilkan high-grade nickel matte (HGNM) yang mengandung lebih dari 70 persen nikel.
Baca Juga
Setelah transaksi menjadi efektif, MBMA berpotensi membukukan pendapatan HNMI pada masa yang akan datang. MBMA berharap dapat berperan sebagai perusahaan penghasil dan produsen nikel terkemuka di Indonesia yang mendukung peningkatan kinerja keuangan dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham.
Entitas anak PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) itu resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 April 2023 setelah merampungkan initial public offering (IPO) bernilai jumbo.
Dalam IPO, MBMA menerbitkan 11,54 miliar saham pada harga pelaksanaan Rp795 per saham. Jumlah saham itu lebih tinggi dari maksimal 11 miliar saham sejalan dengan terjadinya oversubscribed dalam proses penjatahan terpusat sebesar 19,9 kali.
Alhasil, Merdeka Battery Minerals mengantongi dana hasil IPO sebesar Rp9,18 triliun atau terbesar kedua sepanjang tahun berjalan 2023 setelah PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) yang meraup Rp9,99 triliun.
Devin Ridwan, Presiden Direktur Merdeka Battery Minerals, mengatakan aksi go public itu sangat penting untuk mewujudkan visi MBMA sebagai pemain global yang terintegrasi secara vertikal dalam rantai nilai mineral strategis dan bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik.
“MBMA akan terus membangun dan mengembangkan berbagai proyek yang merupakan rantai nilai penghiliran nikel hingga menjadi bahan baku EV battery,” ujarnya di Gedung BEI, Selasa (18/4/2023).
Menurut Devin, pengoperasian dan pengembangan berbagai proyek strategis tersebut melibatkan berbagai grup bisnis yang merupakan pemain global terdepan dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik, seperti grup Tsingshan, Huayou, serta CATL.
MBMA berencana menggunakan dana hasil IPO antara lain untuk membiayai pembangunan dan pengembangan sejumlah proyek pemrosesan nikel seperti fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL) I tahap I dengan kapasitas 60.000 ton per tahun. Pabrik itu akan menghasilkan material dalam rantai nilai bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik.
Sebagian lainnya akan digunakan memperkuat modal kerja anak usaha, di antaranya PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) yang merupakan perusahaan tambang nikel dengan salah satu sumber daya terbesar di dunia dalam hal kandungan nikel.
Saat ini SCM memiliki sumber daya lebih dari 1,1 miliar bijih dry metric tonne yang mengandung 13,8 juta ton nikel dengan kadar 1,22 persen Ni dan 1,0 juta ton kobalt pada kadar 0,08 persen Co.
Kapasitas produksi tambang SCM diperkirakan akan mencapai 14,6 juta wet metric tonnes pada 2024. MBMA juga akan memakai dana IPO untuk melunasi pinjaman.
Saat ini, MBMA telah mengoperasikan smelter RKEF yang memproduksi Nickel Pig Iron (NPI) dengan kapasitas terpasang produksi agregat mencapai 38.000 Ni per tahun per 30 September 2022. Setelah pembangunan atau komisioning smelter RKEF baru, tambang SCM dan proyek AIM I, MBMA diproyeksikan menghasilkan 88.000 Ni per tahun dan 1,2 juta ton asam per tahun.