Bisnis.com, JAKARTA - Emiten terafiliasi Garibaldi 'Boy' Thohir PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) akan mengakuisisi 60 persen saham produsen nikel PT Huaneng Metal Industry (HNMI) dengan nilai transaksi Rp1,1 triliun. Lalu, apakah akuisisi ini akan berdampak positif ke saham induknya, PT Merdeka Copper & Gold Tbk. (MDKA)?
Analis Infovesta Utama Fajar Dwi Alfian mengatakan akuisisi yang dilakukan MBMA ini sejatinya dilakukan untuk meningkatkan profitabilitas MBMA dalam jangka panjang.
"Apalagi perusahaan yang diakuisisi merupakan perusahaan pemrosesan nikel kadar atau kualitas tinggi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas MBMA ke depannya," kata Fajar kepada Bisnis, Selasa (9/5/2023).
Dia melanjutkan, akuisisi ini dapat berdampak bagi saham induk MBMA, yakni Merdeka Copper and Gold atau MDKA untuk jangka pendek. Pasalnya, dalam beberapa waktu terakhir harga saham MDKA mengalami tekanan imbas dari rencana pemerintah yang akan mengurangi insentif pajak untuk industri pengolahan nikel dengan kadar atau kualitas rendah.
"Namun demikian, secara signifikan dampaknya mungkin akan lebih terasa dalam jangka panjang," ucapnya.
Sebagai informasi, dalam penutupan perdagangan Selasa (9/5/2023), saham MBMA ditutup melemah 0,63 persen ke level Rp750 per saham. Saham MBMA ditransaksikan dengan volume 90,89 juta, dengan nilai transaksi Rp71,4 miliar. Saham MBMA memiliki kapitalisasi pasar Rp85,32 triliun.
Baca Juga
Sementara itu, saham MDKA ditutup melemah 1,18 persen ke level Rp3.350 per saham. Saham MDKA diperdagangkan pada rentang Rp3.270-Rp3.440 hari ini.
Saham MDKA diperjual belikan dengan volume 83,2 juta saham, dengan nilai transaksi Rp280,15 miliar. Saham MDKA memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp80,77 triliun.
Adapun sejak awal tahun, saham MDKA tercatat mengalami penurunan 18,69 persen. Lalu saham MBMA tercatat telah melemah 1,86 persen selama satu pekan ini.