Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa dalam mewujudkan transisi energi, pemerintah telah menerbitkan green sukuk ritel sebesar Rp20,8 triliun.
Menurut dia, Sukuk Tabungan (ST) dengan format Green Sukuk Ritel sekaligus menunjukkan komitmen dan kontribusi pemerintah dalam mengembangkan pasar keuangan Syariah dan juga dalam mengatasi perubahan iklim. Instrumen keuangan ini juga dinilai sebagai instrumen pembiayaan yang inovatif dan berkelanjutan.
“Masyarakat bisa berpartisipasi untuk pembiayaan transformasi berbagai proyek yang sifatnya adalah mentransofrmasikan menuju ekonomi hijau,” jelasnya dalam acara Bisnis Indonesia Green Economy Forum, Selasa (6/6/2023).
Pada 2023, pemerintah melalui penerbitan Sukuk Tabungan seri ST010T2 dan ST010T4 akan digunakan untuk membiayai proyek ramah lingkungan. Hal ini diharapkan dapat memitigasi dampak perubahan iklim dan adaptasi atas perubahan iklim yang telah terjadi.
Salah satu pembangunan yang menggunakan green sukuk, yaitu Science & Technology Park di Bogor, Jawa Barat, yang dibiayai sukuk periode 2019-2020. Sementara proyek Jembatan Pulau Balang di Kalimantan Timur juga dibiayai dengan sukuk 2015-2021.
Sri juga menyampiakn untuk green sukuk secara global, Indonesia sudah menerbitkan US$5 miliar. Sedangkan untuk SDG’s bond pada 2021 sebesar EUR500 juta.
Baca Juga
“Itu merupakan SDG’s bond pertama yang wkatu itu suku bunganya sangat sangat rendah, sebelum terjaid kenaikan inflasi dan kenaikan suku bunga global,” tambahnya.
Dalam hal ini, Sri Mulyani menegaskan komitmen Indonesia untuk melakukan transisi perlu didukung semua pihak untuk mendapatkan manfaat, dan pada saat yang sama tetap konsisten menurunkan karbon dioksida.