Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anak Usaha Blibli (RANC) Absen Bagi Dividen, Ini Alasan Utamanya

Emiten supermarket anak usaha PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) atau Blibli, PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC), memutuskan absen membagikan dividen.
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari pertama perdagangan saham tahun 2023 di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten supermarket anak usaha PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) atau Blibli, PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC), memutuskan absen membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya untuk tahun buku 2022. Kebijakan ini juga akan diterapkan untuk tahun buku 2023.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) RANC yang digelar pada Selasa (6/6/2023) sendiri tidak menentukan penggunaan laba sebagai dividen. Direktur Utama Supra Boga Lestari Johartono Susilo mengatakan keputusan ini diambil karena perusahaan tidak membukukan laba pada 2022.

Pendapatan bersih konsolidasian RANC pada 2022 naik 0,4 persen menjadi Rp2,89 triliun, dibandingkan dengan Rp2,88 triliun pada 2021. Meski menikmati kenaikan pendapatan, RANC melaporkan kerugian bersih pada 2022 mencapai Rp83,67 miliar. Kinerja bottom line ini berbalik daripada 2021 yang membukukan laba sebesar Rp8,46 miliar.

“Kerugian disebabkan oleh belum sebandingnya kenaikan penjualan dengan meningkatnya biaya yang terjadi sepanjang 2022. Kami tidak membagikan dividen karena fokus untuk efisiensi biaya operasional dengan menutup beberapa toko yang dianggap tidak produktif,” kata Johartono, Selasa (6/6/2023).

Meski demikian, dia optimistis dengan prospek bisnis ritel ke depan. Pertumbuhan ekonomi 2023 dia sebut mencapai puncak pada kuartal II/2023 seiring dengan momentum Idulfitri dan memasuki fase normalisasi pada kuartal III/2023. Normalisasi tersebut akan diikuti dengan rebound lebih lanjut pada kuartal IV/2023 menjelang Pemilihan Umum 2024.

“Kami menargetkan pendapatan akan naik 9,8 persen menjadi Rp3,21 triliun, didukung oleh pertumbuhan pendapatan bersih dari toko existing dan strategi pengembangan yang didukung kemampuan teknologi digital untuk memperkuat solusi omnichannel,” katanya.

Selain target pertumbuhan pendapatan, RANC juga menargetkan mampu menekan rugi bersih hingga 86,7 persen sehingga berada di posisi negatif Rp11,3 miliar. Pada 2022, kerugian yang dicatatkan RANC mencapai Rp83,67 miliar.

Per Maret 2023, RANC membukukan pendapatan sebesar Rp713,07 miliar atau turun daripada kuartal I/2022 yang mencapai Rp738,86 miliar. Sejalan dengan penurunan pendapatan, RANC tercatat mampu menekan kerugian dari Rp22,34 miliar menjadi Rp15,64 miliar.

Direktur Supra Boga Lestari Hady Purnama mengatakan penurunan pendapatan disebabkan oleh penutupan sejumlah toko yang tengah menjalani renovasi. Dia mengharapkan penurunan pendapatan ini dapat dikompensasi dengan kinerja pada kuartal-kuartal sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper