Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berisiko melemah pada perdagangan awal pekan ini Senin (5/6/2023) seiring dengan potensi penguatan dolar Amerika Serikat (AS).
Pada akhir perdagangan pekan lalu (31/5/2023) rupiah ditutup melemah 9 poin atau 0,06 persen ke Rp14.994 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau naik 0,36 persen ke 103,53.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS naik pada perdagangan Rabu setelah data aktivitas China yang lemah menghantam sentimen risiko.
"Sementara itu, fokus investor kemungkinan akan bergeser dari isu pagu utang AS ke laporan pekerjaan akhir pekan ini yang dapat memperkuat prospek kenaikan Federal Reserve lebih lanjut bulan depan," ungkapnya dalam riset harian dikutip Senin (5/6/2023).
Data yang dirilis Rabu pagi menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur China menyusut untuk bulan kedua berturut-turut di bulan Mei, dan pada kecepatan yang lebih tajam dari bulan sebelumnya.
Pelemahan di sektor manufaktur ini, yang merupakan pendorong utama pertumbuhan lokal China, menandakan bahwa pertumbuhan aktivitas bisnis secara keseluruhan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu juga berkontraksi, menghantam sentimen risiko yang menguntungkan dolar tempat berlindung yang aman.
Baca Juga
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai kisaran 4,7 hingga 5,5 persen pada 2024. Perkiraan tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan proyeksi pemerintah yang lebih optimistis pada kisaran 5,3 hingga 5,7 persen.
Perkiraan tersebut mempertimbangkan kondisi global yang masih tidak menentu. Pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini BI perkirakan mencapai 2,7 persen dan meningkat tipis pada 2024 menjadi sebesar 2,8 persen. Pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh perbaikan ekonomi China dan India dan sejumlah negara Asia lainnya.
Selain itu, BI memandang laju inflasi global ada kecenderungan menurun, khususnya di negara berkembang. Di sisi lain, laju inflasi global di negara maju diperkirakan turun lebih lambat. Hal ini mengakibatkan suku bunga acuan di negara maju tetap bertahan pada level yang tinggi.
Kemudian, pertumbuhan ekonomi diperkirakan terus membaik, utamanya didorong oleh konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi, khususnya nonbangunan. Dari sisi permintaan, ekspor juga diperkirakan tetap tumbuh positif sejalan dengan kenaikan permintaan global.
Dengan demikian, untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp14.970 - Rp15.050 per dolar AS.
Simak pergerakan rupiah hari ini terhadap dolar AS secara live.
Rupiah menguat 0,72 persen atau 108,50 poin ke Rp14.885,50 per dolar AS pada 13.54 WIB.
Adapun indeks dolar AS naik 0,18 persen atau 0,19 poin ke 104,21.
Rupiah menguat 0,77 persen atau 116 poin ke Rp14.878 per dolar AS pada 12.22 WIB.
Adapun indeks dolar AS naik 0,13 persen atau 0,14 poin ke 104,15.
Rupiah menguat 0,83 persen atau 124 poin ke Rp14.870 per dolar AS pada 10.43 WIB.
Adapun indeks dolar AS naik 0,10 persen atau 0,10 poin ke 104,12.
Rupiah menguat 0,66 persen atau 99 poin ke Rp14.895 per dolar AS pada awal perdagangan.
Adapun indeks dolar AS terpantau naik 0,12 persen atau 0,12 poin ke 104,14.