Bisnis.com, JAKARTA – Produsen rokok Bentoel Internasional Investama Tbk baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan mengesahkan perombakan jajaran direksi, yang kini dipimpin oleh Wiliam Lumentut.
Dalam RUPST ini juga menerima pengunduran diri Widyo Rulyantoko sebagai direktur perseroan. Dengan demikian, jumlah direksi emiten berkode RMBA ini kini menyisakan tiga orang, Presiden Direktur William Lumentut, Direktur Thomas Christian, dan Direktur Dinar Shinta Ulie.
Selain mengesahkan jajaran direksi teranyar, dalam RUPST ini juga menyetujui mengesahkan Laporan Direksi dan Laporan Dewan Komisaris mengenai jalannya usaha Perseroan dan administrasi keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022.
Pada 2022 lalu produsen rokok merek Dunhill dan Lucky Strike ini membukukan laba bersih sebesar Rp953 miliar melesat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp8 miliar.
Sementara, laba kotor tahun lalu yang dibukukan oleh Bentoel mencapai hampir Rp1 triliun atau Rp983 miliar meningkat 23,80 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp794 miliar.
“Di tengah berbagai tantangan eksternal akibat kenaikan cukai dan dampak Covid19, Perseroan berhasil membukukan laba kotor secara konsisten selama 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2020,” tutur Wiliam dalam public expose di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan pada Senin (5/6/2023).
Baca Juga
Diketahui pada tahun 2022 lalu, dalam catatan Bisnis pada Kamis (3/11/2022) pemerintah resmi menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk rokok sebesar 10 persen untuk tahun 2023 dan 2024.
Di sisi lain, penjualan anggota British American Tobacco Group ini tercatat menurun sebesar 19,6 persen menjadi Rp6,75 triliun tersebut turun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp8,4 triliun.
Meskipun demikian, dengan peningkatan laba yang signifikan Wiliam menyebutkan bahwa kinerja perusahaan yang digawanginya ini telah berhasil mencatatkan kinerja yang positif sepanjang 2022.
“Direksi menyampaikan pencapaian penting Perseroan pada tahun 2022, di antaranya adalah keberhasilan Perseroan dalam mencatatkan kinerja keuangan yang positif, pengembangan bisnis ekspor, serta pencapaian dalam hal Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola atau Environmental, Social, and Governance [ESG],” tutup Wiliam.