Bisnis.com, JAKARTA — Para pemegang saham emiten rokok PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA) menyetujui perubahan susunan direksi, di tengah rencana perseroan untuk mengubah status menjadi perusahaan tertutup (go private).
Persetujuan ini diberikan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar pada Rabu (27/7/2022). Perubahan susunan direksi dilakukan setelah Faisal Salif sebagai presiden direktur dan Martin Artur Guest selaku direktur mengundurkan diri.
“Dengan mempertimbangkan kesinambungan rencana kegiatan perseroan, para pemegang saham menyetujui untuk mengangkat William Lumentut sebagai presiden direktur serta Thomas Christian sebagai direktur,” papar manajemen Bentoel.
Dengan pengangkatan dua sosok anyar dalam jajaran direksi, maka susunan direksi RMBA setelah RUPST ini adalah sebagai berikut:
- Presiden Direktur : William Lumentut
- Direktur : Thomas Christian
- Direktur : Widyo Rulyantoko
- Direktur : Dinar Shinta Ulie.
Menghadapi 2022, perseroan melihat industri tembakau masih menghadapi tantangan akibat kebijakan kenaikan tarif cukai dan harga jual eceran (HJE), kebijakan yang tidak bisa diprediksi, dan meningkatnya perdagangan rokok ilegal. Minimnya insentif untuk mendorong investasi juga dinilai memberikan tekanan yang besar bagi industri tembakau secara keseluruhan.
“Perseroan berharap pemerintah lebih memperhatikan keberlanjutan industri tembakau melalui regulasi yang berimbang bagi seluruh pemangku kepentingan,” kata Dinar.
Baca Juga
Adapun mengenai proses perubahan status perseroan dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup, Dinar memastikan proses masih berlanjut dengan perseroan terus mengundang partisipasi para pemegang saham.
Sebagaimana diketahui, RMBA telah melakukan penawaran tender (tender offer) sukarela untuk membeli saham RMBA yang dimiliki pemegang saham publik dengan harga penawaran Rp1.000 per saham sampai 7 Maret 2022.
“Proses masih berjalan dibantu dengan konsultan yang expertise di bidang ini. Kami ingin memastikan bahwa kami patuh dalam aturan perundang-undangan yang berlaku,” kata Dinar.
Dinar juga memastikan perseroan telah melaksanakan segala kewajiban kepada para pemegang saham. Proses delisting diharapkan bisa selesai pada tahun ini setelah mendapat persetujuan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 28 September 2021.