Bisnis.com, JAKARTA — Emiten BUMN karya PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) tercatat mengalami defisit saldo laba hingga Rp8,58 triliun per kuartal I/2023.
Menilik laporan keuangan per 31 Maret 2023, Waskita memiliki modal saham sebesar Rp2,88 triliun per kuartal I/2023. Selain itu, Waskita memiliki tambahan modal disetor sebesar Rp13,56 triliun pada tiga bulan pertama 2023.
Dari modal tersebut, Waskita memiliki saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya sebesar Rp1,72 triliun per kuartal I/2023. Meski demikian, saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya tercatat mengalami defisit hingga Rp10,31 triliun per kuartal I/2023.
Alhasil Waskita mengalami defisit saldo laba sebesar Rp8,58 triliun per kuartal I/2023. Dalam laporan keuangan tersebut manajemen mengatakan adanya defisit disebabkan Waskita yang mengalami kekurangan arus kas dari aktivitas operasi.
Adapun kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi Waskita tercatat mencapai Rp467,62 miliar per 31 Maret 2023. Manajemen mengatakan tersebut disebabkan oleh beberapa proyek bermasalah.
“Kondisi ini timbul akibat dari beberapa proyek bermasalah yang memerlukan pendanaan dari utang, sehingga Grup [Waskita] perlu melakukan restrukturisasi perjanjian utang, dan memasuki masa standstill dan pengaturan cash waterfall,” tulis manajemen dalam laporan keuangan dikutip Jumat (2/6/2023).
Baca Juga
Manajemen menyebut faktor-faktor tersebut menunjukkan adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan signifikan pada kemampuan Waskita dalam melanjutkan kelangsungan usaha.
Hal ini lantas menimbulkan adanya kemungkinan Waskita tidak dapat merealisasikan asetnya dan melunasi kewajibannya dalam kegiatan bisnis normal. Waskita lantas menjelajahi dan menjalankan beberapa strategi untuk mengatasi potensi dampak buruk pada kinerja keuangan dan kelangsungan usaha.
Pertama, Waskita menargetkan dapat menyelesaikan right issue 2023 atas Penanaman Modal Negara (PMN) tahun anggaran 2022 paling lambat sebelum 30 Juni 2023. Adanya suntikan dana ini dapat membuat posisi keuangan Waskita seiring dengan diterimanya dana PMN.
Berikutnya Waskita akan melaksanakan standstill yang telah disepakati oleh kreditur perbankan pada 20 Maret 2023. Standstill merupakan penundaan penundaan pembayaran pokok dan bunga fasilitas pinjaman Master Restructuring Agreement (MRA) yang berlaku 7 Februari 2023 sampai 15 Juni 2023.
Ketiga, Waskita melaksanakan penundaan pembayaran pokok dan bunga atas beberapa bunga obligasi seperti yang disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) pada 16 dan 17 Februari 2023.
Selanjutnya, Waskita mengajukan permohonan waiver atas pelanggaran covenant ISCR (interest service cover ratio) kepada para kreditur bank sindikasi.
Waskita juga menghentikan pekerjaan proyek-proyek bermasalah untuk sementara waktu. Pemberhentian ini akan dilakukan sampai terdapat kejelasan atas keberlanjutan dan kelayakan proyek tersebut demi menghindari kerugian lebih lanjut.
Berikutnya Waskita memperoleh persetujuan dari para kreditur perbankan untuk melepaskan pembatasan penggunaan kas untuk kegiatan operasional. Waskita juga mengajukan permohonan penangguhan dan keringanan kepada kantor pajak dalam penyelesaian kewajiban PPN untuk periode 2021 dan 2022.
Manajemen mengatakan kemampuan Waskita untuk mempertahankan kelangsungan usaha dan menghadapi tantangan dari eksternal bergantung kepada kemampuan untuk menghasilkan arus kas yang cukup untuk memenuhi liabilitas secara tepat waktu.
Kemampuan Waskita untuk menjalankan operasi yang menguntungkan dan meningkatkan posisi keuangan untuk kedepannya juga menjadi faktor yang akan menentukan kelangsungan usaha emiten plat merah tersebut.