Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Jual Saham GOTO dan ARTO hingga Mentok ARB, Ada Potensi Rebound?

Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) kompak menyentuh batas auto reject bawah (ARB) di tengah aksi jual investor.
Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) kompak menyentuh batas auto reject bawah (ARB) di tengah aksi jual investor.  Bisnis/Himawan L Nugraha
Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) kompak menyentuh batas auto reject bawah (ARB) di tengah aksi jual investor. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) kompak menyentuh batas auto reject bawah (ARB) atau batas terendah dalam satu hari perdagangan di tengah aksi jual investor.

Pada perdagangan Jumat (26/5/2023), saham GOTO anjlok 6,31 persen atau 7 poin menjadi Rp104. Sepanjang perdagangan, saham GOTO bergerak di rentang Rp104-Rp112.

Saham GOTO ditransaksikan sebanyak Rp415,61 miliar dengan kapitalisasi pasar Rp123,17 triliun. Namun, sepanjang 2023 saham GOTO masih naik 14,29 persen.

Sementara itu, saham bank digital terafiliasi GOTO, ARTO juga bernasib sama. Saham ARTO anjlok 6,77 persen atau 170 poin menjadi Rp2.340. Sepanjang hari, saham ARTO bergerak di rentang Rp2.340-Rp2.450.

Total transaksi saham ARTO Rp53,98 miliar. Kapitalisasi pasarnya Rp32,42 triliun. Berbeda dengan GOTO, saham ARTO masih melorot 37,1 persen sepanjang 2023.

GOTO tercatat mengempit 21,40 persen saham ARTO melalui PT Dompet Karya Anak Bangsa (GoPay). Pada Maret 2021, Bank Jago menerbitkan 3 miliar saham baru dan GoPay memiliki hak memesan efek terlebih dahulu untuk membeli 664,8 juta saham di antaranya.

Namun, GoPay hanya mengakuisisi 560 juta saham dengan imbalan sebesar Rp1,31 triliun. Sebagai akibatnya, kepemilikan GOTO atas ARTO terdilusi dari 22,16 persen menjadi 21,40 persen. Keuntungan yang diakui GOTO dari transaksi tersebut adalah sebesar Rp160,30 miliar.

Sementara itu, Bank Jago dianggap masih memiliki peluang pertumbuhan yang lebar mengingat belum optimalnya ekosistem dengan GOTO dan PT BFI Finance Tbk (BFIN).

Analis MNC Sekuritas Tirta Citradi menilai pertumbuhan kredit Bank Jago pada kuartal I/2023 sejatinya belum mencerminkan kekuatan maksimal. Alasannya, bank digital besutan bankir senior Jerry Ng dan investor kawakan Patrick Walujo itu belum mengoptimalkan ekosistem nya sendiri, seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT BFI Finance Tbk (BFIN).

“Kinerja kredit Jago selama ini justru disumbang dari banyak partner di luar ekosistem. Dengan kontribusi GOTO dan BFIN yang belum optimal saja, mereka sudah punya outstanding kredit Rp10,8 triliun. Apalagi, jika integrasi dengan bisa dimaksimalkan, akan signifikan dampaknya,” kata Tirta, Jumat (28/4/2023).

Sebagai informasi, ARTO membukukan penyaluran kredit senilai Rp10,8 triliun pada akhir Maret 2023, tumbuh 76 persen dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp6,14 triliun. Penyaluran kredit dilakukan secara channeling melalui puluhan partner, baik institusi finansial, multifinance maupun platform digital.

Sementara itu, Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana menggambarkan kinerja SeaBank yang menjadi bagian dari Sea Ltd hanya mengandalkan ekosistem platform e-commerce Shopee, melalui produk Spaylater dan Spinjam. Hasilnya Seabank membukukan kredit senilai Rp15,8 triliun, melonjak 159 persen (yoy).

“Jago punya peluang sangat besar apabila berhasil memaksimalkan penyaluran kredit ke ekosistem sendiri, baik ke GoTo maupun BFIN,” kata Radit.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 2 Maret 2023 silam, GOTO mengangkat Patrick Walujo sebagai komisaris baru, bersama Agus Martowardojo dan Winoto Kartono. Di sisi lain, Patrick juga tercatat sebagai salah satu pemegang saham pengendali Bank Jago melalui Wealth Track Technology (WTT) dengan porsi kepemilikan 11,68 persen.

“Masuknya pemegang saham pengendali Bank Jago [Patrick Sugito Walujo] di jajaran komisaris GOTO merupakan sinyal yang sangat kuat tentang prospek integrasi kedua entitas di bisnis finansial. GOTO butuh Jago untuk backup bisnis lending, sedangkan Jago butuh GOTO untuk kanal penyaluran kredit,” tambah Radit.    

Sementara itu di BFI Finance, Jerry Ng, Patrick Walujo dan Boy Thohir melakukan pengendalian bersama melalui Trinugraha Capital & Co dengan kepemilikan saham mencapai 48,15 persen.

“Karena menyalurkan kredit kendaraan baru dan bekas, ticket size per debitur di BFIN cukup besar. Ini peluang yang sangat bagus. Jago dan BFIN bisa kolaborasi baik dalam bentuk credit channeling maupun joint financing. Jika bisa dioptimalkan, dampaknya bakal terasa,” pungkas Radit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper