Bisnis.com, JAKARTA — PT Total Bangun Persada Tbk. (TOTL) mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp619 miliar per Mei 2023. Angka tersebut sekitar 24 persen dari target Rp2,6 triliun untuk 2023.
Sekretaris Perusahaan TOTL Anggie S. Sidharta mengatakan capaian tersebut masih sejalan dengan target untuk 2023. Selain itu, TOTL juga masih optimistis dapat mencapai laba Rp95 miliar pada 2023.
“Saat ini diperkirakan masih inline dengan target profit di tahun 2023, yaitu Rp95 miliar,” ujar Anggie kepada Bisnis, Senin (15/5/2023).
Menilik paparan perusahaan yang dipublikasikan, TOTL sedang mengikuti tender yang nilai kontraknya diestimasikan mencapai Rp6,5 triliun. Saat ini, TOTL sedang mengikuti proses tender untuk mendapatkan proyek, tetapi masih belum mengambil keputusan.
Berdasarkan sektor, sebanyak 31 persen tender untuk perkantoran, 19 persen hotel, 16 persen bangunan multi fungsi, 14 persen pusat perbelanjaan, dan 10 persen industri.
Selanjutnya, sebanyak 3 persen dari sektor apartemen, 2 persen dari edukasi, dan 5 persen dari lain-lainnya. Adapun seluruh proyek dalam prospek tersebut merupakan proyek swasta.
Baca Juga
Nilai kontrak Rp6,5 triliun tersebut hanya berbentuk estimasi sehingga angka akhir dapat bervariasi. Hal ini lantaran prospek proyek disebut sangat dinamis dan dapat berubah dari waktu ke waktu.
Selain itu, TOTL juga belum mendapatkan proyek-proyek yang tercatat tersebut karena masih dalam tahapan tender.
Sebagai informasi, TOTL memperoleh nilai kontrak baru sebesar Rp2,58 triliun sepanjang 2022. Jumlah kontrak baru ini meningkat 22,85 persen dari capaian Rp2,1 triliun pada 2021.
Beberapa proyek pembangunan yang diperoleh dari kontrak baru tersebut adalah sekolah, hotel, pusat perbelanjaan, industri, perkantoran, dan bangunan mixed-used.
Adapun capaian kontrak baru telah melebihi dari target yang ditetapkan, yakni Rp2 triliun untuk 2022. Berkaca dari capaian tersebut TOTL lantas menargetkan kontrak baru 2023 dapat tumbuh 30 persen atau sekitar Rp2,6 triliun di 2023.
Anggaran belanja modal atau capital expenditure yang disiapkan TOTL mencapai Rp3 miliar pada 2023. Dana capex akan digunakan untuk peralatan dan software IT, serta peralatan proyek.
Dalam pendanaannya, TOTL akan menggunakan kas internal. Emiten konstruksi swasta tersebut belum memiliki rencana untuk mencari pendanaan dari eksternal.