Bisnis.com, JAKARTA — Direktur PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL), Aristo Setiawidjaja terpantau menambah kepemilikannya pada saham HEAL setelah memborong 3,60 juta lebar saham emiten rumah sakit tersebut senilai Rp4,8 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI) Aristo mengakumulasi 229.200 saham dengan harga di kisaran harga Rp1.329,32 - Rp.1.345,76 per saham. Alhasil dia menggelontorkan dana sebesar Rp4,79 miliar hingga Rp4,85 miliar untuk menambah kepemilikan sahamnya di HEAL.
Melalui transaksi ini kepemilikan Aristo di HEAL menjadi 36,20 juta saham atau setara 0,24 persen. Adapun, transaksi tersebut berlangsung pada 3 hingga 11 Mei 2023 melalui 6 transaksi.
"Tujuan dari transaksi ini adalah untuk investasi," kata Aristo, Sabtu (13/5/2023).
Saat ini, saham HEAL mayoritas masih dipegang oleh masyarakat sebesar 38,27 persen atau setara dengan 5,72 miliar lembar saham, kemudian disusul oleh Yulisar Khiat yang menggengam 1,75 miliar saham atau setara 11,72 persen.
Kemudian PT Astra International Tbk. sebesar 7,42 persen atau setara 1,11 miliar saham, dan Binsar parasian Simorangkir sebanyak 5,80 persen saham atau setara 867,87 juta saham saham.
Baca Juga
Sebelumnya, HEAL berencana akan melanjutkan ekspansi jangkauan rumah sakit di tengah prospek kenaikan kunjungan dan layanan fasilitas kesehatan setelah status pandemi Covid-19 berakhir.
Direktur Utama Medikaloka Hermina Hasmoro mengatakan rencana penambahan dua rumah sakit tahun ini masih sesuai rencana. Hermina akan mendirikan rumah sakit baru yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat dan Aceh.
“Kami juga melakukan penambahan fasilitas gedung dan medis di rumah sakit lainnya,” kata Hasmoro, Kamis (11/5/2023).
Dia optimistis kunjungan ke rumah sakit akan meningkat tahun ini karena kasus Covid-19 yang cenderung turun dibandingkan dengan tahun lalu. Katalis pendorong juga berasal dari status Hermina sebagai salah satu rumah sakit rujukan.
HEAL tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp1,35 triliun pada kuartal I/2023 atau naik 11,87 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,20 triliun.
Kenaikan terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari layanan rawat jalan sebesar 11,48 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) dari Rp1,18 triliun pada kuartal I/2022 menjadi Rp1,31 triliun pada kuartal I/2023. Sementara itu, segmen rawat inap naik 2,62 persen YoY menjadi Rp780,10 miliar.
Hasmoro menjelaskan kenaikan pendapatan disebabkan oleh meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap layanan rumah sakit seiring dengan kondisi pandemi yang terkendali. Hal ini tecermin dari tingkat kunjungan pasien di komposisi pasien jaminan kesehatan nasional (JKN).
Meski demikian, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat turun 2,10 persen YoY menjadi Rp108,90 miliar dibandingkan dengan Rp111,24 miliar pada kuartal I/2022. Hasmoro mengatakan penurunan laba dipicu oleh kenaikan upah minimum dan bertambahnya pasien JKN.
“Sedangkan pada kuartal I/2022 kami masih melayani pasien Covid-19 varian Omicron,” katanya.
Beban pokok pendapatan HEAL memang meningkat 19,75 persen pada kuartal I/2023 menjadi Rp846,35 miliar, dibandingkan dengan Rp706,75 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selama periode tiga bulan pertama, kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan naik 21,19 persen YoY dari Rp189,73 miliar pada kuartal I/2022 menjadi Rp229,94 miliar.
Adapun saham HEAL pada penutupan perdagangan , Jumat (12/5/2023), terpantau menguat 0,38 persen atau naik 5 poin, ke level Rp1.325 per saham. Saham HEAL saat ini memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp19,83 triliun.