Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten BUMN Karya Masih Diselimuti Sentimen Negatif hingga Akhir 2023

Beberapa analis menyebut kinerja emiten BUMN Karya masih diselimuti sentimen negatif hingga akhir 2023 dengan adanya isu korupsi hingga gagal bayar utang.
Menteri BUMN Erick Thohir. Beberapa analis menyebut kinerja emiten BUMN Karya masih diselimuti sentimen negatif hingga akhir 2023 dengan adanya isu korupsi hingga gagal bayar utang.(3/5/2023). Bisnis-Mutiara Nabila
Menteri BUMN Erick Thohir. Beberapa analis menyebut kinerja emiten BUMN Karya masih diselimuti sentimen negatif hingga akhir 2023 dengan adanya isu korupsi hingga gagal bayar utang.(3/5/2023). Bisnis-Mutiara Nabila

Bisnis.com, JAKARTA — Sentimen negatif dinilai masih menyelimuti kinerja emiten BUMN karya hingga akhir 2023. Beberapa sentimen negatif termasuk gagal bayar utang hingga isu kasus korupsi.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisory Fajar Dwi Alfian mengatakan perkembangan utang dari para BUMN karya seperti PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) patut untuk dicermati karena adanya peningkatan.

“Menarik untuk dicermati perkembangan utang dari BUMN Karya tersebut yang justru mengalami kenaikan. Selain itu, juga ada tekanan dari sisi biaya keuangan,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (9/5/2023).

Adapun secara keseluruhan para emiten BUMN karya mencatatkan total utang hingga Rp223,7 triliun per kuartal I/2023. Jumlah itu meningkat 3,8 persen jika dibandingkan utang per akhir Desember 2022 sebesar Rp215,5 triliun.

Tingginya utang tersebut juga telah menimbulkan sejumlah sentimen negatif seperti beban keuangan yang masih tinggi, sentimen gagal bayar utang, hingga isu korupsi. Terlebih Direktur Utama Waskita Destiawan Soewardjono telah ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh Kejaksaan Agung.

“Kinerja dari BUMN Karya masih banyak diselimuti sentimen negatif seperti tingginya beban keuangan, sentimen gagal bayar, sampai isu korupsi hingga akhir 2023,” tuturnya.

Dia lantas merekomendasikan para investor untuk wait and see dalam mengelola portofolio pada emiten BUMN karya. Hal ini dapat dilakukan sambil mencermati fundamental termasuk risiko gagal bayar.

Secara terpisah, Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan para emiten BUMN karya dihadapkan risiko pada program infrastruktur jelang Pemilu 2024. Situasi Pemilu yang dilaksanakan tanpa petahana menjadi faktor yang memberatkan para BUMN karya.

Dia juga menyebut performa BUMN karya masih dibebani oleh biaya keuangan seperti utang dan juga bunga maupun kupon. Menurutnya, pasca terjadinya koreksi kinerja signifikan akibat pandemi, BUMN karya tidak siap dengan risiko penerbitan utang yang masif.

Sebagai gambaran dia mengatakan porsi beban keuangan BUMN karya sudah mencapai 75 persen. Sementara itu sebelum pandemi porsi beban keuangan ADHI mencapai 35 persen, PTPP sekitar 31 persen, WIKA 24 persen, dan WSKT 85 persen.

“Artinya pendapatan BUMN Karya belum pulih sehingga perlu restrukturisasi untuk mengurangi tekanan dari beban keuangannya sampai kondisi jasa konstruksi pulih,” katanya kepada Bisnis, Selasa (9/5/2023).

Dia pun menilai penting bagi BUMN karya untuk menurunkan tekanan terhadap likuiditas dari beban keuangan. Terlebih lagi pemerintah disebut dapat meringankan beban para BUMN karya.

Sementara katalis positif bagi para emiten BUMN karya adalah rencana restrukturisasi yang akan dilakukan khususnya bagi Waskita.

“Semakin cepat restrukturisasi bisa dilakukan maka akan menjadi sentimen untuk saham-saham BUMN karya mengalami recovery,” tuturnya.

----

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper