Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Grup Triputra ASSA Optimistis Bisnis Stabil kendati Kinerja Merah

Emiten Grup Triputra milik konglomerat TP Rachmat PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) memperkirakan bisnis yang dioperasikannya bakal bergerak stabil.
Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA Rent) Projo Sunarjanto (tengah) didampingi Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk Jani Candra (kiri) berbincang dengan Chief Operation Officer (COO) Astra Isuzu Yohanes Pratama saat melihat layanan Bengkel Isuzu Berjalan (BIB) di Cakung, Jakarta Timur, Rabu (5/5/2021). ASSA
Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA Rent) Projo Sunarjanto (tengah) didampingi Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk Jani Candra (kiri) berbincang dengan Chief Operation Officer (COO) Astra Isuzu Yohanes Pratama saat melihat layanan Bengkel Isuzu Berjalan (BIB) di Cakung, Jakarta Timur, Rabu (5/5/2021). ASSA

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Triputra milik konglomerat TP Rachmat PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) memperkirakan bisnis yang dioperasikannya bakal bergerak stabil di tengah ekonomi yang membaik, terlebih dengan momentum kampanye menjelang Pemilihan Umum 2024. 

Presiden Direktur Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto mengatakan perekonomian Indonesia memiliki resiliensi tinggi di tengah berbagai tekanan global dalam dua tahun terakhir, hal ini tidak terlepas dari kontribusi konsumsi domestik sebagai penopang.

“Indonesia cukup beruntung pada 2023 ini karena paparan global tidak terlalu tinggi, di sektor perbankan kita lebih tradisional dan dari ekspor impor keterkaitan dengan global juga tidak terlalu besar. Akibatnya dampak goncangan global tidak parah,” kata Prodjo, Selasa (9/5/2023).

Dia berpandangan bisnis ASSA pada 2023 akan stabil dengan kondisi ini. Dari segmen penyewaan, terdapat peluang dari datangnya momentum Pemilu 2024. Dia meyakini uang beredar akan lebih banyak dan disertai dengan aktivitas belanja pemerintah yang meningkat.

“Bisnis penyewaan mobil akan stabil, sementara di segmen penjualan mobil bekas juga berpotensi tumbuh. Selain itu di logistik ada peluang dari lini business to business yang tengah kami dalami,” tambahnya.

Induk usaha dari perusahaan pengelola AnterAja, PT Tri Adi Bersama, tersebut membukukan pendapatan sebesar Rp1,14 triliun pada Kuartal I/2023, turun 25,38 persen dibandingkan dengan kuartal I/2022 yang mencapai Rp1,53 triliun. Penurunan terutama dipicu oleh penurunan pendapatan bisnis AnterAja sebesar 52,95 persen dari Rp899,17 miliar pada kuartal I/2022 menjadi Rp423,04 miliar.

Meski demikian, ASSA mampu membukukan pertumbuhan sebesar 15,37 persen sepanjang 2022 sehingga menjadi Rp5,87 triliun dari Rp5,08 triliun pada tahun sebelumnya. Jasa pengangkutan Anteraja tercatat menyumbang Rp3,15 triliun, selanjutnya bisnis penyewaan kendaraan berkontribusi Rp1,89 triliun dan penjualan kendaraan bekas sebesar Rp805,49 miliar.

“Untuk menghadapi tahun depan kami cukup stabil. Kami yakin bisa memenangkan kompetisi karena ekosistem juga lengkap,” katanya.

Direktur Pengembangan Bisnis ASSA Suyanto Tjeong mengatakan Adi Sarana Armada akan memfokuskan bisnis jasa pengiriman ke arah profitabilitas pada 2023 dengan membidik ceruk pasar segmen non e-commerce. Sejumlah penyesuaian operasional juga dilakukan untuk memperbaiki margin usaha segmen tersebut.

“Fokus segmen ekspres tahun ini benar-benar di profitabilitas. Kami tahu AnterAja selama ini fokus di e-commerce, tetapi tahun ini kami juga mengembangkan volume non e-commerce karena dengan perusahaan e-commerce yang sudah IPO, mereka fokus ke profitabilitas. Jadi subsidi marketing yang melibatkan cash burning mereka kurangi,” papar Suyanto.

Suyanto memperkirakan berkurangnya subsidi akan berdampak pada volume barang yang ditransaksikan secara daring sehingga turut berimbas ke jumlah paket yang dikirim. Di sisi lain, status darurat pandemi yang dicabut telah mendorong aktivitas belanja secara langsung dan hal ini dipandang ASSA sebagai momentum untuk fokus ke segmen non e-commerce.

“Kami memprediksi pertumbuhan volume dari e-commerce tidak tinggi, tetapi di sisi lain volume non e-commerce akan naik karena Covid-19. Inilah yang kami targetkan.  Secara top line kami mulai ke segmen non e-commerce dan bottom line kami memperbaiki profitabilitas,” kata Suryanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper