Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini Usai The Fed Kerek Suku Bunga

Dolar AS menurun terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB, sekalipun Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar AS menurun terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB, sekalipun Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga sebesar 0,25 poin.

Indeks dolar AS turun 0,42 persen di 101,42, setelah mencapai 101,05, terendah sejak 26 April. Euro naik 0,46 persen pada 1,1047 dolar setelah mencapai 1,1093 dolar. Euro bertahan tepat di bawah tertinggi 13 bulan di 1,1096 dolar yang dicapai minggu lalu. Dolar juga turun 1,02 persen terhadap yen Jepang menjadi 135,15.

Dalam memonya bank sentral tidak lagi mengatakan "mengantisipasi" suku bunga lebih lanjut akan diperlukan, hanya akan mengamati data yang masuk untuk menentukan apakah lebih banyak kenaikan "mungkin sesuai."

Jeda tersebut akan memberi para pejabat waktu untuk menilai dampak dari kegagalan bank baru-baru ini, menunggu penyelesaian kebuntuan politik atas plafon utang AS, dan memantau jalannya inflasi.

"Beberapa orang mungkin mengharapkan semacam jeda eksplisit. Saya tidak berpikir itu realistis tapi ini adalah jeda yang terdengar seperti kenyataannya," kata Adam Button, kepala analis mata uang di ForexLive di Toronto dikutip dari Antara.

Laporan pekerjaan April yang akan dirilis pada Jumat (5/5/2023) adalah fokus ekonomi utama minggu ini. Dolar sempat melambung setelah data sebelumnya pada Rabu menunjukkan perusahaan swasta AS meningkatkan perekrutan pada April dengan permintaan yang kuat di industri rekreasi dan perhotelan, meskipun pertumbuhan upah melambat.

Data lain pada Rabu (3/5/2023) menunjukkan sektor jasa-jasa AS mempertahankan pertumbuhan yang stabil pada April karena pesanan baru meningkat di tengah lonjakan ekspor, tetapi bisnis terus menghadapi harga input yang lebih tinggi, menunjukkan bahwa inflasi dapat tetap tinggi.

Inflasi harga konsumen yang akan dirilis minggu depan juga akan menawarkan petunjuk baru tentang apakah inflasi terus mereda.

"The Fed terus berjalan di atas tali yang ketat, dan itu adalah mereka mencoba untuk mencapai keseimbangan antara kredibilitas melawan inflasi sambil mencoba merekayasa soft landing," kata Michael Arone, kepala strategi investasi di State Street, Penasihat Global di Boston.

Bank Sentral Eropa pada Kamis diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, dengan kenaikan 50 basis poin juga dimungkinkan tetapi dipandang sebagai kemungkinan yang rendah.

13:30 WIB
Rupiah Cenderung Bullish

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) jatuh terhadap sebagian besar mata uang utama pada perdagangan Kamis (4/5/2023), setelah Bank Sentral Federal Reserve memberi isyarat untuk menahan kenaikan suku bunga acuan pada bulan depan.

Sementara itu, rupiah tercatat menjadi salah satu yang paling perkasa hingga perdagangan siang ini di antara mata uang Asia lainnya. Berdasarkan data Bloomberg hingga 12.24 WIB, rupiah menguat 0,43 persen atau 63 poin ke level Rp14.629 per dolar AS, menyusul bath Thailand yang menguat 0,42 persen, dan yuan China menguat 0,25 persen.


Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper