Bisnis.com, JAKARTA — PT Mitra Investindo Tbk. (MITI) mencatat pendapatan konsolidasian senilai Rp84,246 miliar dengan laba bersih Rp14,31 miliar pada kuartal I/2023.
Direktur Keuangan Mitra Investindo Ignatius Edy Suhardaya mengatakan capaian tersebut setara dengan realisasi 69,12 persen pendapatan dan 93,26 persen laba bersih perseroan padq 2022.
Menurutnya segmen usaha penanganan kargo bongkar muat (stevedoring) memberikan kontribusi capaian sebesar Rp54,421 miliar atau sebesar 64 persen dari total pendapatan. Disusul pendapatan segmen usaha jasa pelayaran senilai Rp16,041 miliar atau sebesar 19,04 persen dari total pendapatan konsolidasian kuartal I/2023.
Ignatius mengatakan torehan tiga bulan pertama akan menjadi acuan kinerja selama 2023. "Torehan tersebut akan menjadi basis pencapaian kinerja 2023 yang diharapkan akan mengalami lonjakan perolehan pendapatan dan laba sebesar 4 kali lipat," katanya dalam keterangan resmi Kamis (4/5/2023).
Dia optimistis target tersebut dapat terealisasi apabila diproyeksikan setahun penuh untuk 2023 dengan memperhatikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 sebesar 5,3 persen (yoy). Selain itu, proyeksi kenaikan nilai ekspor pada tahun 2023 sebesar 12,8 persen dan nilai impor sebesar 14,9 persen, meski lebih melambat dibandingkan tahun 2022 yang mencapai pertumbuhan ekspor sebesar 29,4 persen dan impor sebesar 25,37 persen.
“Kami akan terus meningkatkan kualitas layanan, memperkuat infrastruktur jasa bongkar muat, serta memperkuat kolaborasi dan sinergitas antar perusahaan dalam kelompok usaha MITI dengan dukungan aset, jaringan bisnis yang dimiliki untuk mengoptimalkan peluang dan prospek usaha pada 2023 dan tahun-tahun mendatang," sebutnya.
Baca Juga
Setelah mengakuisisi PT Pelayaran Karana Line (PKL) dan PT Karya Abdi Luhur (KAL) pada Desember 2022, kegiatan usaha MITI kini ditopang oleh 3 segmen usaha. Diantaranya yakni pengangkutan laut, keagenan kapal dan manajemen kapal, serta jasa penanganan cargo bongkar muat (stevedoring) yang seluruhnya dijalankan melalui entitas anak.
"Dalam jangka panjang, perseroan akan terus memperkuat struktur modal secara organik melalui akumulasi laba ditahan yang diperoleh dari hasil operasi entitas anak, disamping penambahan modal disetor melalui Pasar Modal tetap terbuka sebagai salah satu sumber pendanaan dalam merealisasikan strategi pertumbuhan usaha secara unorganic ke depan," pungkasnya.