Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja emiten emas seperti PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dan PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) tercatat positif pada kuartal pertama 2023. Penjualan pada periode Ramadan dan Idulfitri memberikan kontribusi cukup signifikan.
Corporate Secretary ANTM Syarif Faisal Alkadrie menyebutkan emas menjadi produk Antam yang memberikan kontribusi terbesar penjualan pada tahun 2022 dengan proporsi 69 persen terhadap total penjualan ANTM sebesar Rp31,63 triliun.
Senada, pada kuartal I/2023 penjualan produk emas menjadi kontributor terbesar terhadap total penjualan bersih kuartal I/2023 sebesar Rp7,01 triliun atau 60 persen.
Pada periode kuartal I/2023, Antam mencatatkan total volume produksi logam emas dari tambang Perusahaan sebesar 304 kg (9.774 troy oz). Capaian tersebut sejalan dengan pemenuhan rencana produksi emas 2023 sebesar 1.167 kg (37.519 troy oz).
Sementara itu, penjualan logam emas pada kuartal I/2023 mencapai 7.223 kg (232.225 troy oz), tumbuh 10 persen dibandingkan volume penjualan kuartal I/2022 sebesar 6.575 kg (211.391 troy oz).
Antam pun mencatatkan laba bersih senilai Rp1,66 triliun pada kuartal I/2023. Capaian itu naik 13,49 persen secara tahunan dibanding periode yang sama pada 2022 yang mencapai Rp 1,47 triliun.
Baca Juga
"Pada prinsipnya minat masyarakat untuk berinvestasi emas masih sangat baik dan penjualan emas hingga saat ini masih on track terhadap target ANTM," kata Syarif kepada Bisnis, dikutip Kamis (4/5/2023).
Peningkatan penjualan emas pada kuartal pertama salah satunya mendapat kontribusi dari periode Ramadan dan Idulfitri.
"Hingga saat ini penjualan emas ANTAM masih on track terhadap target perusahaan. Hal ini salah satunya juga didukung dengan penjualan pada periode Ramadan dan Idulfitri kemarin," imbuh Syarif.
Hingga saat ini, ANTM menetapkan target penjualan emas sebesar 31.176 kg, meningkat 11 persen dari target penjualan emas tahun 2022 sebesar 28.011 kg. Target penjualan emas tersebut seiring dengan outlook pertumbuhan tingkat permintaan emas di dalam negeri.
Emiten perhiasan emas lainnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) juga mendapat berkah peningkatan penjualan dari periode Ramadan dan Idulfitri.
Director of Investor Relation HRTA Thendra Crisnanda mengatakan, momentum lebaran memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penjualan HRTA.
"Secara rata-rata peningkatan penjualan di kuartalan yang terdapat momen lebaran meningkat hingga 40 persen dibandingkan kuartal sebelumnya," ungkapnya kepada Bisnis.
Pada kuartal I/2023, HRTA membukukan pendapatan sebesar Rp2,12 triliun, meningkat 53,84 persen yoy dari Rp1,37 triliun pada kuartal I/2022. Pertumbuhan tersebut didukung oleh volume penjualan dalam emas murni yang meningkat sebesar 39,82 persen yoy menjadi 2,16 ton pada kuartal I/2023 dari 1,55 ton di kuartal I/2022.
Adapun, average selling price (ASP) tumbuh 10,68 persen yoy menjadi Rp970.295 per gram pada kuartal I/2023 dari Rp876.675 di kuartal I/2022. Laba bersih turut bertumbuh sebesar 37,80 persen yoy menjadi Rp69,84 miliar pada kuartal I/2023, sementara Net Profit Margin (NPM) berada pada level 3,30 persen.
Manajemen HRTA menjelaskan penjualan kepada grosir meningkat ke level 92,54 persen mengingat adanya penjualan ekspor, diikuti oleh penjualan ritel sebanyak 6,60 persen, dan bisnis gadai 0,72 persen.
Direktur Utama HRTA Sandra Sunanto menyakini bahwa momentum pencapaian all time highest performance perseroan pada kuartal I/2023 akan terus berlanjut di tahun ini.
"Kinerja HRTA ke depannya akan didukung oleh insentif dari Pemerintah untuk memberikan pembebasan pajak penghasilan produk emas batangan dan juga penurunan pajak pertambahan nilai perhiasan emas bagi konsumen akhir," ujarnya.
Pajak produk emas batangan diturunkan dari 0,45 persen untuk yang memiliki NPWP menjadi 0 persen dan pajak perhiasan emas juga diturunkan dari 2,1 persen menjadi 1,65 persen.
HRTA menilai hal ini akan menjadi katalis mengingat Indonesia masih memiliki potensi peningkatan konsumsi emas per kapita.