Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Charoen Pokphand (CPIN) Turun 79 Persen Kuartal I/2023, Ini Penyebabnya

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) membukukan penurunan laba bersih sepanjang kuartal I/2023.
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) membukukan penurunan laba bersih sepanjang kuartal I/2023. /Dok.Perusahaan.
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) membukukan penurunan laba bersih sepanjang kuartal I/2023. /Dok.Perusahaan.

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perunggasan, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) membukukan penurunan laba bersih sepanjang kuartal I/2023. Penurunan ini terjadi di tengah landainya penjualan dan meningkatnya beban perusahaan.

Hingga pengujung Maret 2023, CPIN hanya mengantongi laba sebesar Rp240,99 miliar. Realisasi ini mencerminkan penurunan sebesar 79,76 persen dibandingkan dengan kuartal I/2022 yang menembus Rp1,19 triliun.

Dari sisi top line, penjualan bersih yang diakumulasi Charoen Pokphand pada kuartal I/2023 bertengger di Rp14,56 triliun atau hanya naik 1,87 persen year on year (YoY) daripada kuartal I/2022 sebesar Rp14,29 triliun.

Kenaikan penjualan yang terbatas turut dipicu oleh koreksi pada segmen ayam pedaging yang merupakan kontributor terbesar pemasukan CPIN. Segmen ini hanya menyumbang Rp7,61 triliun atau turun 4,83 persen YoY dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya di angka Rp7,99 triliun.

Sementara itu, beban pokok penjualan CPIN selama Januari—Maret 2023 menembus Rp13,09 triliun atau naik 9,95 persen daripada Rp11,90 triliun pada periode yang sama pada 2022.

Kenaikan terlihat pada beban bahan baku yang naik 3,53 persen YoY menjadi Rp10,75 triliun dan beban pabrikasi meningkat 8,07 persen YoY menjadi Rp1,72 triliun.

Jumlah aset Charoen Pokphand tercatat meningkat 3,77 persen menjadi Rp41,34 triliun per Maret 2023, dari Rp39,84 triliun pada 31 Desember 2022. Kenaikan terutama disebabkan oleh peningkatan persediaan sebesar 12,68 persen dari Rp8,99 triliun menjadi Rp10,14 triliun.

Sementara itu, liabilitas Charoen Pokphand juga meningkat sebesar 9,32 persen menjadi Rp14,78 triliun pada akhir kuartal I/2023 dari Rp13,52 triliun pada akhir 2023.

Kenaikan disebabkan oleh bertambahnya utang bank jangka pendek dari Rp6,64 triliun pada akhir 2022 menjadi Rp7,24 triliun per Maret 2023. Kenaikan juga disumbang oleh bertambahnya utang usaha pihak ketiga bertambah 71,13 persen menjadi Rp2,27 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper