Bisnis.com, JAKARTA — JP Morgan memmberikan pandangan positif terhadap dua emiten milik konglomerat Anthoni Salim, yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)
Grup Indofood INDF dan ICBP kompak mencatatkan kinerja ciamik dengan pertumbuhan laba serta pendapatan per kuartal I/2023.
Dalam risetnya, Tim Analis JP Morgan memberikan pandangan positif terhadap Grup Indofood. Peringkat overweight disematkan untuk INDF dan ICBP sejalan dengan tiga faktor utama.
Pertama, normalisasi biaya produksi terutama komoditas gandum dan CPO. Kedua, berlanjutnya pertumbuhan penjualan domestik dan Pinehill. Ketiga, valuasi yang reasonable.
“Kami lebih memilih ICBP dari INDF sejalan dengan proyeksi bahwa ICBP akan membukukan kenaikan operating leverage dari penurunan biaya produksi. Sementara itu, margin EBIT segmen Bogasari dan CPO INDF cenderung mengalami normalisasi,” paparnya dalam riset yang dikutip Rabu (2/5/2023).
JP Morgan menetapkan target harga ICBP sebesar Rp12.400 per saham. Pada 2023, pendapatan ICBP diproyeksi mencapai Rp69,5 triliun dan laba bersih adjusted Rp8,71 triliun.
Baca Juga
Pada penutupan perdagangan Rabu (3/5/2023), saham INDF naik 2,31 persen atau 150 poin menjadi Rp6.650. Namun, sepanjang 2023, saham INDF masih turun 1,12 persen. Kapitalisasi pasarnya Rp58,39 triliun dengan valuasi PER 3,79 kali.
Dalam waktu yang sama, saham ICBP juga naik 3,37 persen atau 350 poin menjadi Rp10.750. Sepanjang 2023, saham ICBP meningkat 7,5 persen. Kapitalisasi pasarnya Rp125,37 triliun dengan valuasi PER 7,93 kali.
INDF membukukan penjualan sebesar Rp30,54 triliun pada tiga bulan pertama 2023. Penjualan tersebut naik 11,28 persen dari Rp27,44 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu atau secara year-on-year (YoY).
Secara rinci, penjualan kepada pihak ketiga mencapai Rp28,28 triliun atau naik 12,09 persen, dan penjualan kepada pihak berelasi sebesar Rp2,26 triliun atau naik 2,03 persen.
Meningkatnya pendapatan INDF juga diiringi oleh naiknya beban pokok penjualan 14,4 persen dari Rp18,4 triliun menjadi Rp21,05 triliun per kuartal I/2023.
Setelah dikurangi berbagai beban yang dapat diefisienkan laba usaha INDF tercatat turun 4,51 persen dari Rp5,2 triliun menjadi Rp4,96 triliun. Meski demikian, INDF masih mampu membukukan laba periode berjalan yang tumbuh 53,83 persen dari Rp3,3 triliun menjadi Rp5,08 triliun.
Adanya pertumbuhan laba periode berjalan disebabkan oleh meningkatnya penghasilan keuangan 2.213 persen dari Rp98,13 miliar menjadi Rp2,27 triliun. Penghasilan keuangan tersebut berasal dari laba bersih atas selisih nilai tukar mata uang asing dari aktivitas pendanaan.
Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat mencapai Rp3,84 triliun. Laba bersih ini naik 63,27 persen dari Rp2,35 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim mengatakan perseroan akan menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas untuk mempertahankan kinerja.
“Ke depannya, kami akan melanjutkan menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas serta mempertahankan neraca keuangan yang sehat,” ujar Anthoni dalam keterangan tertulis, Selasa (2/5/2023).
Sementara itu, anak usaha INDF yang juga produsen mi instan Indomie, ICBP mencatatkan peningkatan penjualan 11,37 persen dari Rp17,18 triliun menjadi Rp19,14 triliun per kuartal I/2023.
Rinciannya ICBP melakukan penjualan bersih kepada pihak ketiga sebesar Rp7,76 triliun atau naik 11,65 persen, dan penjualan kepada pihak berelasi sebesar Rp11,37 triliun atau naik 11,17 persen.
ICBP mencatatkan beban pokok penjualan sebesar Rp12,18 triliun per kuartal I/2023. Beban ini naik 7,68 persen dari Rp11,31 triliun secara YoY.
Selain itu, setelah dikurangi berbagai beban yang diefisienkan ICBP mencatatkan laba usaha naik 12,97 persen dari Rp3,53 triliun menjadi Rp3,99 triliun.
Meski demikian, laba periode berjalan ICBP tercatat meroket 91,78 persen dari Rp2,25 triliun menjadi Rp4,32 triliun. Hal ini disebabkan oleh adanya pendapatan keuangan yang naik 5.778 persen.
Adapun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih ICBP naik 103,72 persen dari Rp1,94 triliun menjadi Rp3,95 triliun per kuartal I/2023.
Anthoni Salim yang juga menjabat sebagai Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP mengatakan perseroan akan terus mendorong pertumbuhan volume penjualan pada seluruh kategori produk. Selain itu, ICBP juga akan mempertahankan profitabilitas dengan memperhatikan kondisi pasar global.
“Kami akan terus mendorong pertumbuhan volume penjualan di seluruh kategori produk dan mempertahankan profitabilitas yang sehat dengan tetap memperhatikan perkembangan kondisi pasar global yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, volatilitas harga komoditas, dan nilai tukar,” tuturnya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.