Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar Tumbang, Tertekan Rilis Data Ekonomi AS

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,39 persen setelah rilis data ekonomi AS.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Dolar AS tumbang terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya setelah ditutup melemah pada perdagangan Rabu (26/4/2023), terseret data ekonomi di Amerika Serikat yang lebih lemah, setelah melonjak di sesi sebelumnya dipicu kekhawatiran baru atas sektor perbankan AS dan ekonomi yang merusak sentimen risiko.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,39 persen menjadi 101,4689 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1038 dolar AS dari 1,0971 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2457 dolar AS dari 1,2406 dolar AS pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 133,5200 yen Jepang, lebih rendah dari 133,60 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8906 franc Swiss dari 0,8920 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3646 dolar Kanada dari 1,3643 dolar Kanada. Dolar AS naik menjadi 10,3410 krona Swedia dari 10,3205 krona Swedia.

Indeks dolar AS berada di bawah tekanan setelah rilis data ekonomi AS, meskipun berhasil pulih dari sesi terendah, kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire, sebagaimana dikutip Antara.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan AS, pesanan barang modal inti AS pada Maret membukukan penurunan bulan ke bulan sebesar 0,4 persen, meleset dari ekspektasi pasar akan ekspansi 0,2 persen.

Defisit perdagangan barang-barang AS juga menyusut 8,4 persen pada Maret ke level terendah empat bulan sebesar 84,6 miliar dolar AS, berpotensi memberikan sedikit dorongan untuk produk domestik bruto pada kuartal pertama yang akan dirilis Kamis. Defisit perdagangan barang-barang turun dari 92 miliar dolar AS pada Februari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper