Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dipicu Ketegangan Geopolitik dan Data Ekonomi AS, Harga Emas Melejit

Harga emas dunia menguat ke seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah serta rilis data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan.
Batangan emas dengan ukiran diletakkan di atas troli sebelum didistribusikan di pabrik logam non-ferrous JSC Krastsvetmet di Krasnoyarsk, Rusia. Bloomberg/Andrey Rudakov
Batangan emas dengan ukiran diletakkan di atas troli sebelum didistribusikan di pabrik logam non-ferrous JSC Krastsvetmet di Krasnoyarsk, Rusia. Bloomberg/Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas dunia menguat ke level tertinggi dalam sepekan seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah serta rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan, yang memicu kembali spekulasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.

Melansir Reuters pada Jumat (13/6/2025), harga emas di pasar spot tercatat naik 0,9% menjadi US$3.383,22 per troy ounce, level tertinggi sejak 5 Juni. Sementara itu, harga emas berjangka AS menguat 1,8% ke level US$3.402,4 per troy ounce.

“Emas menguat untuk hari kedua berturut-turut, terutama karena meningkatnya risiko geopolitik. Jika harga berhasil menembus US$3.400, maka hambatan selanjutnya berada di kisaran US$3.417 dan US$3.431. Namun dalam jangka panjang, rekor tertinggi baru tampaknya hanya soal waktu,” ujar Peter Grant, Wakil Presiden dan analis senior logam di Zanier Metals.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyampaikan bahwa negaranya mulai menarik sebagian personel militer dari Timur Tengah karena situasi di kawasan tersebut dinilai berpotensi memburuk.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh juga memperingatkan bahwa negaranya akan membalas dengan menyerang pangkalan AS jika mendapat serangan terlebih dahulu.

Dari sisi ekonomi, data terbaru menunjukkan bahwa indeks harga produsen atau Producer Price Index (PPI) AS pada Mei naik lebih rendah dari ekspektasi. Sementara itu, jumlah klaim tunjangan pengangguran mingguan tetap tinggi, mencerminkan pasar tenaga kerja yang mulai melonggar secara perlahan.

Situasi ini memperkuat ekspektasi pelaku pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga. Saat ini, pelaku pasar memperkirakan peluang sebesar 80% bahwa pemangkasan pertama akan dilakukan pada September, dengan kemungkinan pemangkasan kedua pada Oktober — lebih cepat dibandingkan proyeksi sebelumnya yakni Desember.

Ekspektasi tersebut muncul setelah rilis data inflasi konsumen (Consumer Price Index/CPI) pada Rabu lalu yang menunjukkan laju inflasi melambat lebih dari perkiraan.

Dari sisi perdagangan internasional, Trump menyatakan bahwa dirinya bersedia memperpanjang tenggat waktu negosiasi dagang dengan sejumlah negara yang semula ditetapkan pada 8 Juli, sebelum tarif tambahan AS mulai diberlakukan. Namun, dia menilai perpanjangan tersebut mungkin tidak diperlukan.

Sementara itu, harga perak turut naik tipis 0,1% menjadi US$36,25 per troy ounce, setelah pada awal pekan ini sempat menyentuh level tertinggi sejak 2012.

Menurut Grant, perak berpotensi menguat lebih lanjut hingga menyentuh US$40 per troy ounce, apabila berhasil menembus level resistensi teknikal di US$38, didukung oleh defisit pasokan multi-tahun dan penguatan teknikal.

Untuk logam mulia lainnya, platinum naik 2,8% menjadi US$1.291,09 per troy ounce, mendekati level tertinggi dalam lebih dari empat tahun terakhir. Namun, palladium justru terkoreksi sekitar 2% ke level US$1.058,08 per troy ounce.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper