Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Semen Tiga Roda, Indocement (INTP) Tembus Rp1,84 Triliun 2022

Produsen Semen Tiga Roda PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) mencatatkan laba sebesar Rp1,84 triliun atau naik 3 persen sepanjang 2022.
Produsen Semen Tiga Roda PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) mencatatkan laba sebesar Rp1,84 triliun atau naik 3 persen sepanjang 2022. /indocement
Produsen Semen Tiga Roda PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) mencatatkan laba sebesar Rp1,84 triliun atau naik 3 persen sepanjang 2022. /indocement

Bisnis.com, JAKARTA – Produsen Semen Tiga Roda PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) mencatatkan laba sebesar Rp1,84 triliun atau naik 3,01 persen sepanjang 2022. Peningkatan laba sejalan dengan pendapatan yang meningkat 10,53 persen.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, INTP mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp16,32 triliun sepanjang 2022. Pendapatan ini naik 10,53 persen dari Rp14,77 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (YoY).

Rinciannya, untuk penjualan kepada pihak ketiga INTP melakukan penjualan semen sebesar Rp14,75 triliun atau naik 9,89 persen, penjualan beton siap pakai sebesar Rp1,29 triliun atau naik 20,91 persen, dan penjualan agregat sebesar Rp29,71 miliar atau turun 48 persen.

Kemudian INTP melakukan penjualan semen kepada pihak berelasi sebesar Rp246,7 miliar atau naik 14,29 persen. Beban pokok pendapatan INTP mencapai Rp11,18 triliun sepanjang 2022. Jumlah ini meningkat dari Rp9,64 triliun secara YoY.

INTP mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,84 triliun sepanjang 2022. Laba bersih ini meningkat 3,01 persen dari Rp1,78 triliun pada 2021.

Adapun hingga akhir Desember 2022, INTP mencatatkan jumlah aset senilai Rp25,7 triliun. Aset tersebut turun dari Rp26,13 triliun pada akhir Desember 2021.

Jumlah liabilitas INTP meningkat menjadi Rp6,13 triliun per 31 Desember 2022. Angka ini menurun dari Rp5,51 triliun per 31 Desember 2021.

Sementara itu, jumlah ekuitas INTP mencapai Rp19,56 triliun hingga semester II/2022. Jumlah tersebut turun dari Rp26,13 triliun pada akhir 2021.

Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi penurunan 26,3 persen dari Rp6,14 triliun menjadi Rp4,52 triliun.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Indocement Antonius Marcos mengatakan INTP hanya menargetkan pertumbuhan sekitar 1 persen sampai 2 persen pada 2023. INTP memangkas melihat resesi global akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia. 

Resesi global membuat kenaikan adanya kenaikan untuk operasional seperti harga kertas untuk semen kantong, dan peningkatan harga bahan bakar yang menimbulkan kenaikan biaya energi untuk pabrik semen.

“Kami tidak memasang target yang muluk-muluk. Pertumbuhan akan positif di kisaran 1 persen sampai 2 persen,” ujar Antonius kepada Bisnis, Jumat (13/1/2023).

Adapun kebijakan ODOL (Over Dimension & Over-loading) akan menjadi risiko utama bagi Industri Semen. INTP sedang dalam proses untuk melakukan perubahan moda transportasi logistik demi mengatasi kebijakan ODOL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper