Bisnis.com, JAKARTA – Emiten distributor bahan bakar, kimia dan pengembang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) berhasil menjual lahan industri di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE melebihi target dan menjadi salah satu kontributor pendapatan terbesar kedua perseroan
Presiden Direktur AKRA Haryanto Adikoesoemo mengungkapkan JIIPE berhasil mencatat penjualan tanah seluas 44,5 hektar selama 2022 dan menarik investor internasional. Pasalnya KEK tersebut memiliki akses ke pelabuhan laut dalam kelas dunia, utilitas, dan konektivitas yang sangat baik.
“JIIPE menjadi tujuan berbagai industri termasuk EV, baterai, bahan kimia, kaca dan industri berat lainnya yang mendapat manfaat dari peleburan tembaga jalur tunggal terbesar dan kilang logam mulia yang sedang dibangun di lahan kami,” jelasnya dalam keterangan pers, dikutip Rabu (22/3/2023).
Dengan semakin banyaknya industri berat dan pelanggan lain yang membangun pabrik di KEK JIIPE, AKRA optimistis mampu membangun pendapatan berulang yang stabil dan terus berkembang untuk AKRA pada tahun-tahun mendatang.
AKRA melaporkan kinerja positif sepanjang 2022 dengan capaian laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham entitas induk naik 116 persen menjadi Rp2,40 triliun dari capaian laba bersih pada akhir 2021 senilai Rp1,11 triliun.
Haryanto mengatakan kinerja sepanjang 2022 didukung oleh seluruh segmen usaha. Adapun, laba bersih juga disumbang dari pendapatan konsolidasi sepanjang 2022 senilai Rp47,54 triliun atau tumbuh 85 persen dari Rp25,70 triliun pada 2021.
Baca Juga
Segmen yang menjadi kontributor pendapatan terbesar dari perdagangan dan distribusi tumbuh sebesar 89 persen yoy menjadi menjadi Rp44,70 triliun didorong oleh segmen minyak dan kimia dengan pertumbuhan volume dan harga jual rata-rata yang lebih tinggi.
Selanjutnya, kontributor pendapatan terbesar kedua bersumber dari segmen Kawasan Industri, karena AKR berhasil monetisasi dari investasi jangka panjangnya di JIIPE. Pendapatan dari segmen Kawasan Industri tumbuh 114 persen menjadi Rp1,15 triliun.
Kemudian, segmen logistik dan manufaktur juga menunjukkan pertumbuhan dua digit, naik 17 persen menjadiRp 800 miliar.