Bisnis.com, JAKARTA – Emiten milik Keluarga Jusuf Kalla PT Bukaka Teknik Utama Tbk. (BUKK) mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga Rp1,35 triliun sepanjang kuartal I/2023.
Berdasarkan laporan keuangan interim pada laman Bursa Efek Indonesia, BUKK membukukan kenaikan pendapatan kontrak konstruksi dan non konstruksi mencapai 69,42 persen secara tahunan menjadi Rp1,35 triliun. Sementara pada periode yang sama tahun lalu, BUKK mencatat penapatan sebesar Rp794,12 miliar.
Pendapatan tersebut didominasi oleh kontrak domestik sebesar Rp1,32 triliun, beberapa diantaranta kontrak proyek jembatan Callender-Hamilton Pulau jawa, kontrak pembangunan PLTA Kerinci Merangin Hidro, Pembangunan PLTA Bumi Mineral Sulawesi, Pengadaan material tower PLN dan lainnya.
Sementara untuk pendapatan dari kontrak ekspor sebesar Rp21,69 miliar. Segmen ini terdiri atas kontrak pengadaan garbarata di beberapa bandara internasional di India, Thailand dan Jepang.
Kemudian beban kontrak konstruksi dan non-konstruksi BUKK tercatat sebesar Rp1,1 miliar di kuartal I/2023 atau naik 70,10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp649,27 miliar.
Sementara itu masih ada beban konstruksi yang harus dibayar sebesar Rp429,15 miliar. Beban konstruksi ini merupakan akrual atas beban kontrak konstruksi tower telekomunikasi dan jembatan yang masih dalam proses penyelesaian.
Baca Juga
Dengan demikian, laba kotor BUKK kuartal I/2023 sebesar Rp240,70 miliar naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp144,84 miliar. Sementara laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yaitu Rp171,01 miliar, naik 70,10 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp100,53 miliar.
Kemudian, liabilitas BUKK tercatat sebesar Rp2,71 triliun yang terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp1,78 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp928,23 miliar. Kemudian ekuitas BUKK sebesar Rp3,99 triliun meningkat tipis dari periode yang sama pada 2022 yang tercatat sebesar Rp3,82 triliun.
Sementara itu, BUKK membukukan aset senilai Rp6,71 triliun naik 7,31 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,25 triliun.