Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Melemah 0,2 Persen, BBRI dan TLKM Pimpin Kenaikan Big Caps

IHSG ditutup melemah 0,20 persen ke posisi 6.785,59 pada penutupan perdagangan hari ini (13/4/2023). Saham BBRI dan TLKM justru naik.
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (6/3/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (6/3/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,20 persen ke posisi 6.785,59 pada perdagangan Kamis (13/4/2023). Pelemahan IHSG terjadi setelah rilis data inflasi Amerika Serikat memperlihatkan pelemahan pada Maret 2023.

Berdasarkan data RTI, IHSG turun 13,36 poin dan sempat mencapai posisi tertinggi di 6.816,88 dan terendah di 6.764,65. Sebanyak 211 saham ditutup parkir di zona hijau, 317 saham melemah, dan 198 lainnya ditutup di posisi yang sama dengan harga kemarin.

Indeks sektoral terpantau ditutup bervariasi dengan penurunan terdalam terlihat pada sektor industri dasar yang melemah 0,47 persen. Kemudian disusul sektor energi yang melemah 0,39 persen dan, dan konsumer non-cyclical turun 0,26 persen.

Adapun beberapa sektor yang menguat di antaranya adalah teknologi sebesar 0,39 persen dan infrastruktur menguat 0,34 persen.

Di jajaran saham-saham berkapitalisasi besar, penurunan terdalam terjadi pada PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) yang turun 3,37 persen. Kemudian disusul GOTO dengan pelemahan sebesar 2,15 persen, dan UNVR serta BMRI menyusul dengan koreksi masing-masing 2,15 persen dan 0,49 persen.

Sementara itu, saham-saham big caps yang naik dipimpin oleh BBRI sebesar 1,01 persen, TLKM menguat 0,70 persen. Selanjutnya BBCA dan BBNI menguat masing-masing sebesar 0,28 persen dan 0,27 persen.

Pilarmas Investindo Sekuritas dalam riset tengah hari menyebutkan IHSG cenderung bergerak melemah di tengah mulai melandainya inflasi Amerika Serikat (AS). Meski demikian, pasar tampak khawatir soal The Fed yang memberi sinyal soal resesi.

Adapun inflasi AS turun secara bulanan dari 0,4 persen pada Februari 2023 menjadi 0,1 persen pada Maret 2023. Secara tahunan, terdapat perlambatan dari 6 persen pada Februari 2023 menjadi 5 persen pada Maret 2023.

Adapun inflasi inti secara bulanan turun dari sebelumnya 0,5 persen menjadi 0,4 persen. Namun naik secara tahun dari sebelumnya 5,5 persen menjadi 5,6 persen.

“Tentunya ini memberikan spekulasi agresivitas The Fed dalam menaikan suku bunga acuannya akan mereda. Ruang kenaikan tingkat suku bunga The Fed jelas menjadi jauh berkurang dibandingkan dengan sebelumnya,” tulis Pilarmas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper