Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas naik kembali ditopang rilis data inflasi AS yang lebih rendah dari ekspektasi menjaga peluang Federal Reserve (The Fed) dalam menahan suku bunga acuan.
Harga emas menguat pada akhir perdagangan Rabu (12/4/2023), memperpanjang keuntungan untuk hari kedua berturut-turut di atas level psikologis US$2.000 dolar AS, karena data inflasi AS lebih rendah dari perkiraan mendukung estimasi jeda kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Harga emas pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange naik US$5,90 atau 0,29 persen menjadi ditutup pada US$2.024,90 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$2.043,90, level yang tertinggi sejak Agustus 2020.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu (12/4), Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 0,1 persen pada Maret, di bawah perkiraan pasar; dan tingkat inflasi tahunan melambat menjadi 5,0 persen dari 6,0 persen, level terendah sejak Mei 2021. Tidak termasuk makanan dan energi, IHK inti meningkat 0,4 persen dan 5,6 persen, keduanya sesuai perkiraan, mengutip Antara.
Perlambatan tingkat inflasi menandakan bahwa Federal Reserve akan segera mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,6 persen mengikuti data inflasi yang memberikan dukungan terhadap emas.
Monex Investindo Futures juga menyebutkan dalam laporannya penguatan emas terjadi setelah data inflasi Amerika Serikat untuk bulan Maret 2023 melanjutkan kenaikan yang lebih landai dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Tren inflasi ini memberi ruang yang lebih luas bagi The Fed untuk menahan kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan Mei mendatang.
Baca Juga
Namun demikian, berbicara pada Rabu (12/4/2023) di konferensi Investing in Rural America 2023 di Roanoke, Virginia, Presiden Richmond Fed Tom Barkin mengatakan bahwa Federal Reserve harus melakukan lebih banyak hal untuk mengendalikan inflasi.
Presiden Federal Reserve San Francisco Mary Daly memiliki nada yang sama. Berbicara kepada Salt Lake Chamber di Salt Lake City, Utah, Rabu (12/4), berkata ada alasan bagus untuk berpikir bahwa kebijakan mungkin harus lebih diperketat untuk menurunkan inflasi.