Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Naik Respons Perlambatan Inflasi Amerika Serikat

Penguatan emas terjadi setelah data inflasi Amerika Serikat untuk Maret 2023 melanjutkan kenaikan yang lebih landai dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas berpeluang melemah menguji level support US$2.000 pada malam ini di tengah antisipasi terhadap data terbaru inflasi Amerika Serikat. Namun, data di pasar spot memperlihatkan bahwa emas justru menguat.

Tim Analis Monex Investindo Futures (MIFX) menyebutkan emas berpotensi menguji level support US$2.000 selama harga tidak mampu menembus level resistance US$2.013.

“Namun bila mampu bergerak lebih tinggi dari level resistance tersebut maka harga emas berpotensi dibeli menargetkan level resistance selanjutnya US$2.019,” tulis MIFX, Rabu malam (12/4/2023).

Sementara itu, data Bloomberg memperlihatkan bahwa harga emas Comex menguat 0,93 persen ke US$2.037,70 sampai pukul 20.00 WIB. Begitu pula dengan emas spot yang menguat 0,87 persen  ke US$2.021,01.

Penguatan emas terjadi setelah data inflasi Amerika Serikat untuk bulan Maret 2023 melanjutkan kenaikan yang lebih landai dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Tren inflasi ini memberi ruang yang lebih luas bagi The Fed untuk menahan kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan Mei mendatang.

Indeks harga konsumen, tanpa menghitung komponen makanan dan energi, naik 0,4 persen pada Maret 2023, lebih rendah daripada Februari yang mencapai 0,5 persen.

Secara keseluruhan CPI Maret 2023 bertengger di 0,1 persen yang merefleksikan berbaliknya harga gas dan bahan bakar minyak.

Dalam setahun terakhir, inflasi inti Amerika Serikat telah naik 5,6 persen. Ini adalah kali pertama dalam dua tahun indeks tersebut berada di atas inflasi keseluruhan yang naik 5 persen.

“Ini adalah perlambatan yang tajam dari bulan sebelumnya, dibandingkan dengan Maret 2022 ketika harga energi melonjak setelah invasi Rusia ke Ukraina,” tulis Bloomberg.

Estimasi median dalam survei Bloomberg dari para ekonom memperkirakan kenaikan bulanan 0,4 persen pada Maret 2023 dalam pengukuran inti dan kenaikan 0,2 persen untuk pengukuran inflasi keseluruhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper