Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melonjak pada akhir perdagangan Rabu pagi WIB, berbalik menguat dari kerugian selama tiga hari berturut-turut karena dolar AS melemah menjelang rilis data inflasi AS.
Namun harga logam kuning ini telah bertengger masih di atas US$2.000 per ounce untuk perdagangan. Kontrak emas paling aktif pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat 0,76 persen menjadi US$2.019 dolar AS per ounce.
Dolar AS jatuh pada Selasa (11/4/2023) karena investor menunggu data inflasi untuk tanda-tanda lebih lanjut terkait tekanan harga, dengan indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,26 persen menjadi 102,20.
Indeks harga konsumen China, dirilis oleh Biro Statistik Nasional pada Selasa (11/4/2023), naik 0,7 persen secara tahun ke tahun pada Maret, laju paling lambat sejak September 2021 dan lebih lemah dari kenaikan 1,0 persen pada Februari. Ini menunjukkan inflasi sedang mendingin di China.
Sementara itu, Indeks Optimisme Usaha Kecil National Federation of Independent Business (NFIB) AS turun 0,8 poin pada Maret menjadi 90,1, menandai bulan ke-15 berturut-turut di bawah rata-rata 49 tahun sebesar 98.
Investor sedang menunggu rilis indeks harga konsumen AS untuk Maret, yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat.
Baca Juga
"Banyak pedagang fokus pada data inflasi ini," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York melansir dari Antara. "Semua orang mencoba memahami apakah proses disinflasi kembali dan apakah ini memperumit apa yang dilakukan Fed."
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga dengan tambahan 25 basis poin pada pertemuan 2-3 Mei, sebelum berhenti pada Juni. Pasar juga memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga pada akhir tahun karena perkiraan resesi, meskipun pejabat Fed telah menekankan perlunya mempertahankan suku bunga tinggi untuk menurunkan inflasi.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 27,40 sen atau 1,10 persen, menjadi ditutup pada US$25,186 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli bertambah 0,22 persen, menjadi menetap pada US$1.005,10 per ounce.