Bisnis.com, JAKARTA — PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) memproyeksikan permintaan proyek dari pihak pemerintah tidak akan berkurang signifikan seiring adanya kampanye Pemilu 2024. Adapun PTPP menargetkan kontrak baru sebesar Rp34 triliun pada 2023.
Direktur Utama PTPP Novel Arsyad mengatakan perseroan memperkirakan tidak akan terjadi pengurangan signifikan proyek dari pemerintahan. Selain itu, dia juga menyebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Kementerian PUPR masih meningkat.
“Terkait dengan adanya proyek pemerintah yang berkurang di tahun politik ini. Kalau kami melihat sebenarnya tidak terjadi pengurangan yang signifikan,” ujar Novel dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (12/4/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan PTPP akan memaksimalkan proyek di Ibu Kota Negara (IKN) sehingga proyek akan cukup meningkat pada 2023. Adapun PTPP akan lebih berfokus pada area konstruksi dalam mengejar kontrak baru di 2023.
PTPP masih dalam proses beberapa tender untuk proyek IKN. Mulai dari proyek tol hingga rumah susun untuk ASN/TNI/Polri.
Selain itu, PTPP juga memiliki konsentrasi pada sektor infrastruktur untuk tambang melalui anak usaha. Nilai kontrak dari infrastruktur tersebut dikatakan memiliki nilai yang cukup dominan dan signifikan.
Baca Juga
Dia juga menyebut juga sudah mendapatkan pembayaran seiring mulai berjalannya jalur Kereta Api Makassar-Parepare. PTPP mendapatkan pembayaran dari Kementerian Perhubungan dan kontrak tersebut bersifat availability payment sehingga akan mendapat pembayaran tiap tahunnya.
“Jadi secara risiko hampir boleh dibilang tidak ada dan secara bisnis masih menguntungkan,” tuturnya.
Adapun PTPP akan memperhatikan faktor manajemen risiko dan juga dari sisi arus kas untuk mendapatkan dan mengelola proyek pada 2023. Profitabilitas disebut menjadi dasar utama sehingga dapat memperoleh hasil usaha yang baik.
Dia mengatakan PTPP memiliki proyek yang cukup besar pada segmen gedung, infrastruktur, maupun engineering-procurement-construction (EPC) untuk 2023. Dari kontrak baru sebesar Rp31 triliun yang diperoleh pada 2022, PTPP masih akan melakukan produksi pada 2023 sampai 2024.
PTPP menargetkan kontrak baru mencapai Rp34,1 triliun pada 2023. Jumlah tersebut naik 10 persen dari capaian kontrak baru Rp31 triliun pada 2022.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengatakan perseroan membukukan kontrak baru senilai Rp4,08 triliun hingga akhir Maret 2023. Nilai kontrak baru tersebut tumbuh 32,13 persen dari Rp3,09 triliun secara year-on-year (YoY).
Beberapa proyek yang berhasil diraih oleh PTPP sampai Maret 2023 adalah proyek Gedung Kemensesneg IKN sebesar Rp835 miliar, dan proyek East Port Lamongan Phase 1A & 1B sebesar Rp767 miliar.
Adapun kontrak baru dari pemerintah masih mendominasi dengan porsi 64 persen dari total Rp4,08 triliun. Berikutnya dari swasta mencapai 36 persen, dan dari BUMN mencapai 12 persen.