Bisnis.com, JAKARTA — PT Mandiri Sekuritas berhasil meraup dana hingga Rp19 triliun dari aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada awal 2023. Dana tersebut berasal dari aksi IPO PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO), dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk. atau Harita Nickel (NCKL) hingga Rp19 triliun.
Direktur Investment Banking Mandiri Sekuritas Harold Tjiptadjaja mengatakan dalam persiapan IPO perusahaan membutuhkan berbagai upaya optimalisasi value creation. Di antaranya adalah sebagai advisor untuk melakukan restrukturisasi, hingga sebagai underwriter untuk menyiapkan equity story, registrasi dokumen-dokumen yang diperlukan sampai pada pencatatan di Bursa.
“Mandiri Sekuritas memberikan layanan lengkap, end-to-end bagi perusahaan yang ingin melakukan IPO, mulai dari pre-IPO advisory, untuk mengoptimalkan value perusahaan, sampai dengan pelaksanaan IPO dan post IPO atau aftermarket,” ujar Harold dalam keterangan tertulis, Senin (10/4/2023).
Adapun Mandiri Sekuritas mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,28 triliun sepanjang 2022. Angka ini meningkat 4,3 persen dari Rp1,23 triliun pada periode yang sama tahun 2021 atau secara year-on-year (YoY).
Sementara dari sisi bottom line, Mandiri Sekuritas membukukan laba sebesar Rp345 miliar pada 2022. Laba Mandiri Sekuritas meningkat 7,4 persen dari Rp321 miliar secara YoY.
Kinerja Mandiri Sekuritas merupakan konsolidasi antara perseroan dengan anak usahanya di Singapura, yakni Mandiri Securities Pte. Ltd. (Mandiri Securities Singapore).
Baca Juga
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana mengatakan perseroan akan fokus pada peningkatan layanan nasabah baik korporasi, institusi, maupun retail. Adapun Mandiri Sekuritas diklaim telah menyelesaikan 101 transaksi investment banking sepanjang 2022.
Transaksi tersebut termasuk IPO, rights issue, private placement, penerbitan obligasi baik rupiah maupun dolar AS, serta juga liability management. Beberapa kesepakatan strategis dari BUMN termasuk restrukturisasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) juga berhasil diselesaikan oleh Mandiri Sekuritas.
Lebih lanjut, dia mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi menembus level 7.510 pada akhir 2023. Selain itu, pertumbuhan earning per share (EPS) diperkirakan turut tumbuh 17 persen di luar sektor komoditas.
Pertumbuhan tersebut didukung oleh likuiditas perbankan yang masih besar, serta struktur neraca perdagangan yang jauh lebih baik. Selain itu, IHSG disebut masih menarik dibandingkan dengan emerging markets lain.
"Mandiri Sekuritas terus optimis dengan pertumbuhan pasar modal Indonesia yang kuat di tahun 2023, meskipun tetap waspada dengan gejolak ekonomi global yang mungkin timbul,” ujar Oki.