Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Kelolaan Reksa Dana Lesu Kuartal I/2023, Masih Wajar?

Dana kelolaan reksa dana turun sepanjang kuartal I/2023. Manajer investasi menilai penurunan tersebut masih dalam batas wajar dan sekadar dinamika pasar.
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksa dana pada tiga bulan pertama 2023 tercatat mengalami penurunan. Manajer aset menilai penurunan yang terjadi masih dalam batas wajar dan sekadar dinamika pasar.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dana kelolaan reksa dana pada Januari 2023 masih bertumbuh 0,9 persen dari bulan sebelumnya menjadi Rp512,76 triliun. Namun, pada Februari, jumlah dana kelolaan turun 0,66 persen ke Rp509,37 triliun dan melanjutkan penurunan 1,02 persen pada Maret 2023 ke Rp504,18 triliun.

Presiden dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan diharapkan dana kelolaan industri reksa dana bisa kembali naik pada kuartal II/2023 karena prospeknya yang masih cukup baik melihat animo investor terhadap investasi di reksa dana yang juga masih terbilang positif dibarengi dengan kondisi pasar dan perekonomian Indonesia yang juga masih mendukung.

“Tetapi untuk periode jangka pendek volatilitas pasar dan fluktuasi memang expected dan sangat mungkin untuk koreksi atau naik secara jangka pendek,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (4/4/2023).

Guntur mengatakan, dengan kondisi pasar yang masih cukup volatil dan berfluktuasi, aset yang menjadi favorit untuk investor adalah reksa dana pasar uang, terutama yang membutuhkan likuiditas tinggi.

“Tapi balik lagi jenis reksa dana yang bisa dijadikan pilihan pada kuartal II/2023 akan tergantung dari kebutuhan investor masing-masing dan juga tergantung kondisi pasar, secara aset kelas tentu pilihan jenis reksa dana bisa berubah juga,” ujarnya.

Selain itu, jenis reksa dana lainnya yang bisa dijadikan pilihan adalah reksa dana berbasis obligasi dan berbasis saham. Menurut Guntur, secara fundamental dan kondisi pasar, dua jenis reksa dana ini memiliki potensi upside yang lebih daripada risiko downside.

Terlebih pada kuartal II dan kuartal III, tingkat kenaikan suku bunga diperkirakan juga sudah mendekati puncak dan dari sisi tingkat inflasi domestik juga relatif masih terjaga. Kondisi trade surplus dan stabilitas rupiah juga bisa menjadi katalis positif terhadap pasar domestik baik di saham maupun obligasi.

“Ke depan, sentimen secara global masih di ekspektasi tingkat kenaikan suku bunga dan tingkat inflasi, dari sisi domestik yang akan menjadi sentimen tentunya fundamental perekonomian dan kondisi makro secara keseluruhan,” jelasnya.

Untuk meningkatkan dana kelolaan, Guntur mengatakan, strategi Pinnacle adalah tetap konsisten, dengan tetap melakukan pengelolaan reksa dana secara optimal dengan manajemen risiko yang terukur, fokus terhadap likuiditas, dan pada saat yang bersamaan juga mengimbangi dengan kinerja yang optimal.

Di samping itu, dari sisi distribusi produk, Pinnacle juga fokus untuk memperkuat jalur distribusi baik dari institusi maupun ritel via digital Aperd (agen penjual reksadana), digital wealth management platform, atau fintech karena potensi ke depan yang masih cukup besar.

“Pada saat ini kami juga sudah bermitra dengan 15 Aperd digital,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper