Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Saham Kuartal II/2023

Kinerja imbal hasil reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi dan reksa dana berbasis saham akan menjadi yang paling menarik pada kuartal II/2023.
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja imbal hasil reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi dan reksa dana berbasis saham akan menjadi yang paling menarik pada kuartal II/2023. 

Research and Consulting Infovesta Utama Nicodemus Anggi mengatakan pada kuartal II/2023 reksa dana pendapatan tetap masih mencatatkan hasil positif. Reksa dana berbasis saham dia yakini bisa berbalik positif secara kuartalan jika dengan kondisi kebijakan The Fed sesuai proyeksi pasar dan tidak ada suatu gejolak diluar prediksi. 

“Pada kuartal II/2023, fokus pasar akan tertuju pada pelaksanaan FOMC Meeting bulan Mei, bagaimana langkah The Fed selanjutnya, apakah memang benar hanya menaikkan 1 lagi sesuai Dot Plot Pejabat FOMC atau justru bisa lebih dovish dengan tidak ada kenaikan lanjutan,” katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (3/4/2023). 

Nico menyebutkan katalis lain yang menjadi perhatian pasar adalah rilis inflasi bulanan. Selain itu, dari domestik, rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartalan, dan rilis inflasi bulanan akan menjadi perhatian pasar.

Pada kuartal I/2023, Nicodemus menjelaskan produk reksa dana Infovesta hanya reksa dana saham yang mengalami penurunan return. Hal tersebut dikarenakan underlying saham yakni IHSG cenderung tertekan di kuartal I/2023 akibat sentimen dari global seperti sinyal hawkish The Fed pada 2 bulan pertama tahun 2023, risiko perlambatan ekonomi global hingga krisis perbankan AS Eropa

“Masuknya dana asing ke pasar SBN seiring melandainya inflasi dan fundamental ekonomi solid, kemudian di akhir kuartal I pasar dapat sinyal pelonggaran kebijakan moneter dari The Fed menjadi faktor positif penopang penguatan pasar,” imbuh Nicodemus. 

Senada, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan pihaknya menilai reksa dana yang berbasis obligasi masih dinilai menarik. Selain itu, reksa dana yang berbasis saham pun juga dinilai menarik karena Indonesia memiliki stabilitas ekonomi sangat baik. 

“Di sisi lain, tingkat inflasi Indonesia sangat terkendali dan BI mengindikasikan bahwa puncak kenaikan suku bunga sudah tercapai,” katanya kepada Bisnis, Senin (3/4/2023). 

Panin AM meracik beberapa strategi pada kuartal II/2023 ini dengan memanfaatkan momentum dengan berinvestasi pada obligasi pemerintah tenor menengah – panjang untuk reksa dana obligasi. sementara untuk reksa dana berbasis saham, Panin AM memilih instrumen investasi yang seiring dengan pertumbuhan ekonomi.

“Diversifikasi portofolio pada dasarnya disesuaikan dengan profil risiko, tujuan investasi, dan jangka waktu investasi dari masing-masing investor,” jelasnya. 

Namun, Rudiyanto melihat bahwa obligasi akan menjadi aset yang menarik untuk dicermati di tahun ini. oleh karena itu, porsi kepemilikan reksa dana menurutnya yaitu investor dengan profil risiko konservatif setidaknya memiliki 50 persen – 70 persen porsi reksa dana pendapatan tetap.

“Investor dengan profil risiko agresif setidaknya memiliki 10 persen – 30 persen porsi reksa dana pendapatan tetap,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper