Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara, PT Black Diamond Resources Tbk. (COAL) mencatatkan kenaikan laba bersih hingga 245,84 persen menjadi Rp89,85 miliar berkat naiknya penjualan ekspor sepanjang 2022.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, COAL membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar Rp89,85 miliar atau melejit 245,84 persen secara year-on-year (yoy) dibanding tahun 2021 yang sebesar Rp25,98 miliar.
Alhasil, laba per saham COAL ikut terkerek menjadi Rp21,14 per saham dari sebelumnya Rp10,01 per saham.
Meroketnya laba COAL terjadi karena meningkatnya pendapatan perusahaan 303,45 persen yoy mencapai Rp692,73 miliar pada 2022, dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp171,69 miliar.
Secara rinci, kontribusi utama pendapatan COAL ditopang oleh ekspor batu bara yang mencapai Rp585,1 miliar. Sementara itu, penyerapan pasar domestik sebanyak Rp107,63 milar.
Sebagai informasi, Royale Pacific Holding Ltd merupakan pelanggan utama COAL yang memberikan pemasukan bagi perusahaan sebesar Rp409,89 miliar atau 59 persen dari penjualan.
Baca Juga
Kemudian disusul oleh East Gate Commodities Pte. Ltd sebesar Rp175,2 miliar dan PT Bloomindo Bumi Energi Rp69,75 miliar.
Seiring meningkatnya pendapatan, beban pokok penjualan COAL turut membengkak 338,47 persen menjadi Rp525,06 miliar, dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp119,74 miliar.
Ongkos pengangkutan berkontribusi terhadap beban langsung COAL sebesar Rp100,61 juta, selebihnya yakni pemakaian bahan bakar Rp99,64 miliar, royalti Rp92,28 miliar, dan lain-lain.
Adapun, COAL mencatatkan pertumbuhan total aset Rp603,17 miliar dari tahun sebelumnya Rp197,59 miliar. Liabilitas naik jadi Rp313,91 miliar dari sebelumnya Rp118,28 miliar, sedangkan ekuitas naik jadi Rp115,91 miliar dari Rp26,06 miliar pada 2021.