Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perhiasan emas, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) membukukan kinerja positif sepanjang 2022. Di samping itu, valuasinya dinilai menarik oleh analis.
Berdasarkan laporan keuangan HRTA sepanjang 2022, perseroan membukukan laba bersih Rp253,52 miliar atau naik 30,70 persen dari capaian pada tahun sebelumnya di Rp193,97 miliar.
Baca Juga
Laba bersih tersebut bersumber dari pendapatan bersih HRTA sebesar Rp6,92 triliun sepanjang 2022 atau naik 32,08 persen dari tahun sebelumnya di Rp5,24 triliun.
Tim Analis MNC Sekuritas mengatakan laba bersih HRTA yang meningkat 30,7 persen yoy sejalan dengan estimasi konsensus analis. Adapun, pendapatan perseroan melebihi ekspektasi, yang mengimplikasikan 104 persen dan 106 persen dari target konsensus dan MNC Sekuritas.
Kenaikan pendapatan HRTA didukung oleh peningkatan penjualan emas murni hingga 26,83 persen yoy menjadi 7,75 ton pada sepanjang 2022, ditambah dengan peningkatan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) 4,07 persen yoy menjadi Rp880.922 pada 2022.
"Kami percaya manajemen mampu menjaga momentum pertumbuhan penjualan pada 2023 didukung oleh kenaikan ASP dan penambahan pada porsi ekspor dengan nilai komersial US$25 juta - US$31 juta per bulan," kata Analis MNC Sekuritas dalam riset, dikutip Minggu (2/4/2023).
Adapun, analis memproyeksikan pendapatan HRTA berpotensi tumbuh 38 persen YoY pada 2023 mencapai Rp9 triliun-Rp9,5 triliun dan laba bersih dapat mencapai lebih dari Rp330 miliar.
Terkait dengan sahamnya, HRTA terpantau ditutup di zona merah pada akhir perdagangan Jumat (31/3/2023) dengan penurunan 1,07 persen atau 4 poin ke Rp370.
Namun, jika dilihat secara year-to-date (ytd), harga saham HRTA sudah tumbuh 83,17 persen. Adapun, dalam setahun harga sahamnya naik 74,53 persen.
"Saat ini HRTA juga diperdagangkan dengan valuasi yang sangat menarik pada level PE 6,7 kali dengan PBV di level 1,01 kali," papar Analis MNC Sekuritas.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.