Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Lesu Rp15.073 per Dolar AS, Krisis Perbankan Mereda

Rupiah dibuka melemah tipis pada awal perdagangan Kamis (30/3/2023) ke posisi Rp15.073 per dolar AS.
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah dibuka melemah tipis ke posisi Rp15.073 pada awal perdagangan hari ini, Kamis (30/3/2023), sementara itu, indeks dolar terpantau menguat 0,09 persen ke level 102.73 saat krisis perbankan global mereda. 

Berdasarkan data Bloomberg, pada 09.00 WIB mata uang rupiah dibuka melemah 0,12 persen atau 18 poin ke level Rp15.073 per dolar AS. Sementara itu, sejumlah mata uang Asia terpantau bergerak bervariatif.  

Yen Jepang bergerak menguat 0,17 persen, Dolar Singapura melemah 0,09 persen, Dolar Taiwan melemah 0,33 persen, dan Won Korea melemah 0,04 persen. Kemudian, Rupee India melemah 0,17 persen, Yuan China melemah 0,17 persen, dan Ringgit Malaysia turun 0,11 persen.   

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan mata uang rupiah hari ini kemungkinan mengawali perdagangan dengan berfluktuasi, namun berpotensi ditutup menguat di rentang Rp15.020 hingga Rp15.100 per dolar AS.

Ibrahim mengatakan rupiah sempat menguat didorong oleh faktor internal seperti momen tahun politik jelang Pemilu 2024. Tahun politik disebut akan mempengaruhi kondisi perekonomian maupun politik di dalam negeri, sehingga akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. 

"Setahun sebelum pemilu itu bisa menumbuhkan ekonomi 0,32 persen. Lalu satu tahun berikutnya berpotensi menumbuhkan ekonomi 0,23 persen. Dan tahun politik ini disebut tak akan mempengaruhi sikap investor secara signifikan. Tahun politik di Indonesia tak akan berbeda dengan tahun-tahun biasanya," katanya dalam riset, Rabu (29/3/2023).

Namun, selain tahun politik, guncangan ekonomi di dunia juga harus diwaspadai, meskipun harus tetap positif. 

“Kondisi ekonomi global yang sedang terguncang ini bisa menjadi peluang bisnis untuk Indonesia. Investor akan mencari tempat investasi yang aman dengan bunga yield obligasi yang tinggi, karena itu untuk menangkap peluang tersebut dibutuhkan stabilitas politik dan pertumbuhan yang terus terjaga,” katanya.

Berkaca pada pemilu yang telah dilakukan sebanyak lima kali sejak awal era reformasi, mayoritas masyarakat Indonesia juga menganggap pemerintah dapat menjaga stabilitas keamanan nasional. Selain itu, para elit di dalam negeri percaya bahwa politik Indonesia itu sangat cair, sehingga demokrasi dianggap sebagai satu-satunya jalan yang paling diyakini di Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper