Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel atau sukuk ritel seri SR018-T3 dan SR018-T5 mencapai Rp19,46 triliun jelang penutupan penawaran besok Rabu, (29/3/2023).
Angka tersebut nyaris mencapai target yang ditetapkan pemerintah dari penjualan kedua seri sukuk ritel tersebut sebesar Rp20,5 triliun.
Berdasarkan data di laman resmi Investree per Selasa, (28/3/2023) pukul 12.55 WIB, penjualan seri SR018 T3 yang memiliki tenor tiga tahun sudah terjual sebanyak Rp15,2 triliun atau 98,08 persen dari target sebesar Rp15,5 triliun.
Sementara itu, sukuk ritel seri SR018-T5 dengan tenor lima tahun berhasil dilego Rp4,26 triliun atau mencapai 85,29 persen dari total target sebesar Rp5 triliun. Itu artinya, seri SR018-T3 lebih diminati investor ritel dibanding seri SR018-T5.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, dalam diversifikasi produk sukuk ritel, masyarakat lebih terbiasa dengan durasi tenor pendek sehingga seri SR018-T3 lebih diminati.
"Sukuk ritel tenor tiga tahun lebih banyak diminati karena mempertimbangkan faktor risikonya, dalam arti pengembalian pokoknya lebih cepat, walaupun memang secara bunga lebih besar yang tenor 5 tahun," ujar Ramdhan kepada Bisnis, Selasa, (28/3/2023).
Baca Juga
Sebagai informasi, sukuk ritel seri SR018-T3 memiliki kupon sebesar 6,25 persen fixed per tahun. Seri ini dijual dengan harga per unit Rp1 juta dan akan jatuh tempo pada 10 Maret 2026. Nilai pemesanan minimum untuk SR018-T3 yakni Rp1 juta dan pemesanan maksimumnya sebesar Rp5 miliar.
Sementara itu, seri SR018 T5 memiliki tingkat kupon dengan imbal hasil sebesar 6,40 persen fixed per tahun yang jatuh tempo pada 10 Maret 2028. Nilai pemesanan minimum untuk SR018 T5 yakni Rp1 juta dan pemesanan maksimumnya Rp10 miliar.
Menurutnya, prospek instrumen sukuk ritel kedepannya masih cerah, meski dibayangi kenaikan suku bunga The Fed sebesar 0,25 persen.
"Potensi pendalaman pasar terhadap instrumen ini masih berpotensi untuk tumbuh, karena produknya secure, durasinya pendek-menengah, dan pengelolaannya masih sangat baik oleh pemerintah," katanya.
Kendati demikian, Ramdhan mengatakan ada hal yang perlu diwaspadai oleh investor ritel yakni perubahan suku bunga, karena harga instrumen bisa naik atau turun apabila terjadi perubahan suku bunga.