Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus bertumbuh setelah perseroan mencatatkan adanya peningkatan laba dan pendapatan sepanjang 2022. Laba BEI menembus Rp964,27 miliar, sedangkan pendapatan mencapai Rp2,9 triliun.
BEI mencatatkan pendapatan senilai Rp2,9 triliun sepanjang 2022. Pendapatan ini meningkat 10,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (YoY) sebesar Rp2,63 triliun.
Rinciannya, pendapatan usaha terkait transaksi bursa mencapai Rp2,37 triliun atau naik 9,08 persen, dan pendapatan usaha dari bukan transaksi bursa mencapai Rp134,39 miliar atau naik 19,49 persen.
Jumlah beban BEI tercatat mencapai Rp1,69 triliun sepanjang 2022. Jumlah ini meningkat 11,03 persen dari Rp1,52 triliun secara YoY.
BEI mencatatkan laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp964,27 miliar sepanjang 2022. Laba tersebut naik 9,73 persen dari Rp886,82 miliar secara YoY.
Adapun hingga akhir Desember 2022, BEI mencatatkan jumlah aset senilai Rp10,87 triliun atau naik dari Rp9,45 triliun dibandingkan akhir Desember 2021.
Baca Juga
Total liabilitas BEI mencapai Rp3,94 triliun per 31 Desember 2022 atau meningkat dari Rp3,45 triliun per 31 Desember 2021.
Sementara itu, jumlah ekuitas BEI mencapai Rp6,93 triliun sepanjang 2022. Jumlah tersebut naik dari Rp5,99 triliun pada akhir 2021.
Kemudian untuk kas dan setara kas akhir tahun terjadi penurunan 2,24 persen dari Rp1,98 triliun menjadi Rp1,93 triliun.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan sebanyak 33 perusahaan telah masuk dalam pipeline BEI. Perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor dan didominasi oleh perusahaan skala menengah atau yang memiliki aset Rp50 miliar sampai Rp250 miliar.
"Sementara itu, sebanyak empat perusahaan lainnya bersakala kecil atau memiliki aset di bawah Rp50 miliar. Kemudian, 15 perusahaann lainnya berskala besar atau memiliki aset di atas Rp250 miliar," kata Nyoman, Senin (13/3/2023).
Pipeline IPO tersebut juga diisi oleh beberapa sektor. Perusahaan dari sektor consumer cyclical mendominasi pipeline dengan jumlah sebanyak delapan. Sektor kedua terbanyak adalah perusahaan transportasi logistik dan basic materials yakni sebanyak lima.
Diikuti oleh empat perusahaan sektor teknologi, tiga perusahaan sektor finansial serta properti dan real estate, dua perusahaan sektor consumer noncylicals, serta satu perusahaan sektor industrial, kesehatan, dan infrastruktur.
Adapun, hingga 17 Maret 2023, sudah ada 27 perusahaan yang melakukan IPO di BEI. Sampai saat ini dana yang dihimpun dari IPO tersebut mencapai Rp12,5 triliun.