Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuan! Laba Antam (ANTM) Melesat 105 Persen ke Rp3,8 Triliun 2022

Laba PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam pada 2022 melesat seiring dengan pertumbuhan penjualan seluruh komoditasnya seperti emas, nikel, alumina.
Laba PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam pada 2022 melesat seiring dengan pertumbuhan penjualan seluruh komoditasnya seperti emas, nikel, alumina. Bisnis/Himawan L Nugraha
Laba PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam pada 2022 melesat seiring dengan pertumbuhan penjualan seluruh komoditasnya seperti emas, nikel, alumina. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang mineral PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam mengantongi laba bersih sebesar Rp3,82 triliun sepanjang 2022. Capaian itu melesat 105,23 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp1,86 triliun.

Kenaikan laba bersih itu tidak lepas dari pertumbuhan penjualan pada seluruh komoditas yang dikelola Antam. Secara kumulatif, penjualan ANTM naik 19,46 persen year on year (YoY) menjadi Rp45,93 triliun pada 2022, dari sebelumnya Rp38,44 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2022, penjualan emas Antam yang merupakan kontributor terbesar mencapai Rp31,62 triliun atau naik 21,90 persen YoY dibandingkan dengan 2021 Rp25,94 triliun. Antam menjual 34,97 ton sepanjang 2022 atau naik 19 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar 29,39 ton.

“Antam kembali mencatatkan tingkat penjualan tertinggi produk emas sepanjang sejarah perusahaan. Tercatat 1,27 ton logam emas dihasilkan dari tambang emas perusahaan,” tulis Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie, Minggu (26/3/2023).

Pertumbuhan penjualan juga terlihat pada feronikel dan bijih nikel yang masing-masing naik 7,83 persen YoY dan 17,91 persen YoY. Kenaikan penjualan ini ditorehkan meskipun harga nikel pada 2022 cenderung volatil karena dinamika geopolitik dan perekonomian global. Penyerapan produk nikel pada 2022 juga dipengaruhi oleh kebijakan pembatasan mobilitas di Asia Timur pada medio kuartal II/2022.

Untuk memitigasi risiko tersebut, Antam melaporkan menempuh strategi pengembangan pasar dan diversifikasi pelanggan di dalam maupun luar negeri.

Sementara itu, penjualan alumina memperlihatkan kenaikan penjualan tertinggi yakni sebesar 40,94 persen YoY dari Rp931,80 miliar pada 2021 menjadi Rp1,31 triliun sepanjang 2022. Kenaikan dua digit juga diperlihatkan oleh bijih bauksit yang naik 23,0 persen YoY menjadi Rp618,48 miliar.

Seiring dengan kenaikan tersebut, segmen bauksit dan alumina juga memperlihatkan penguatan profitabilitas. Hal ini tecermin pada capaian laba bersih periode berjalan segmen ini yang mencapai Rp310 miliar, berbalik dari rugi pada 2021 sebesar Rp1,48 triliun.

Penguatan kinerja segmen bauksit dan alumina juga tecermin pada penguatan kemampuan keuangan PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA), entitas anak perusahaan yang memproduksi dan memasarkan produk chemical grade alumina. PT ICA telah melaksanakan pelunasan keseluruhan pokok pinjaman bank sebesar 3,55 miliar yen atau setara US$26,16 juta.

“Optimalisasi tingkat produksi dan penjualan komoditas utama Antam mendukung capaian EBITDA 2022 yang mencapai sebesar Rp7,35 triliun, naik 29 persen daripada 2021 sebesar Rp5,71 triliun,” lanjut Syarif Faisal.

Adapun nilai ekuitas konsolidasian Antam per 31 Desember 2022 mencapai Rp23,71 triliun atau naik 14 persen dibandingkan dengan akhir 2021 sebesar Rp20,84 triliun. Sepanjang periode 2022, total liabilitas Antam tercatat sebesar Rp9,93 triliun, turun 18 persen YoY dari Rp12,08 triliun pada 2021.

Penurunan tingkat liabilitas konsolidasian pada 2022 didukung kemampuan Antam untuk menurunkan tingkat pinjaman berbunga (interest-bearing debt) yang terdiri dari pinjaman bank jangka pendek dan pinjaman investasi sebesar total Rp2,86 triliun, turun 49 persen YoY menjadi Rp3,01 triliun dari posisi pinjaman pada akhir 2021 sebesar Rp5,87 triliun.

Total aset Antam mencapai Rp33,64 triliun pada akhir 2022, tumbuh 2 persen jika dibandingkan dengan akhir 2021 sebesar Rp32,92 triliun. Posisi keuangan Antam pada 2022 didukung dengan capaian peringkat Corporate Credit Rating S&P Global di "B+/outlook Positif".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper