Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Laba Bersih TINS Turun 20 Persen di 2022

Laba bersih TINS tekoreksi hingga 20 persen di 2022, terimbas turunnya penjualan logam timah hingga 14,4 persen sepanjang tahun lalu.
Suasana fasilitas pengolahan timah milik PT Timah Tbk. (TINS) di Mentok, Bangka, Indonesia, Selasa (19/11/2013)./Bloomberg-Dimas Ardian
Suasana fasilitas pengolahan timah milik PT Timah Tbk. (TINS) di Mentok, Bangka, Indonesia, Selasa (19/11/2013)./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang PT Timah Tbk. (TINS) membukukan penurunan kinerja dengan pendapatan dan laba bersih yang turun sepanjang tahun lalu. Laba bersih TINS bahkan terkoreksi hingga 20 persen pada 2022.

TINS mencetak pendapatan senilai Rp12,5 triliun pada 2022. Pendapatan ini turun 14,4 persen dibanding tahun 2021 yang sebesar Rp14,6 triliun.

Penjualan logam timah TINS juga tercatat turun 14,4 persen menjadi Rp9,78 triliun, dari Rp12,3 triliun secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Sementara itu, pos penjualan lain mengalami peningkatan seperti tin chemical sebesar Rp1,1 triliun, batu bara Rp720 miliar, tin solder Rp279 miliar, nikel Rp214 miliar, real estat Rp198 miliar, jasa galangan kapal Rp101 miliar, jasa pengangkutan dan asuransi Rp60 miliar, dan lain-lain Rp24 miliar.

Penjualan ekspor TINS juga turun 17,16 persen menjadi Rp11,15 triliun sepanjang 2022, dibandingkan Rp13,4 triliun pada 2021. Begitu pula penjualan ke MIND ID Trading Limited yang turun 33,9 persen dari Rp7 triliun di 2021, menjadi Rp4,64 triliun di 2022.

Beban pokok pendapatan TINS tercatat turun 10,65 persen menjadi Rp9,97 triliun, dari Rp11,1 triliun. Meski mampu menekan beban pokok pendapatan, tetapi laba bruto TINS juga turun 26,5 persen menjadi Rp2,5 triliun di 2022, dari Rp3,4 triliun di 2021.

Penurunan pendapatan dan laba bruto ini membuat laba bersih TINS ikut turun, yakni menjadi Rp1,04 triliun di 2022, dari Rp1,3 triliun di 2021 atau turun 20,06 persen.

Meski laba bersih turun, kompensasi terhadap manajemen kunci TINS tercatat tetap naik pada 2022. Kompensasi kepada komisaris TINS misalnya, naik 81 persen menjadi Rp23,3 miliar sepanjang 2022, dari Rp12,8 miliar sepanjang 2021.

Sementara itu, kompensasi kepada dewan direksi TINS juga naik 25,62 persen dari Rp32,6 miliar di 2021, menjadi Rp40,9 miliar di 2022. Sebagai informasi, TINS memiliki 6 orang komisaris dan 5 orang direktur.

Adapun hingga akhir 2022, TINS menerima pendapatan dari pelanggan senilai Rp13,4 triliun, turun dari 2021 sebesar Rp13,8 triliun. Sementara itu, kas dan setara kas TINS di akhir tahun juga turun menjadi 32,15 persen, menjadi Rp1,2 triliun dari Rp1,7 triliun secara tahunan.

Posisi nilai aset Perseroan pada akhir tahun 2022 sebesar Rp13,07 triliun. Sementara posisi liabilitas sebesar Rp6,03 triliun, turun 28 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2021 sebesar Rp8,38 triliun dikarenakan berkurangnya pinjaman jangka pendek.

Posisi ekuitas sebesar Rp7,04 triliun, naik 12 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2021 sebesar Rp6,31 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper