Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen dalam rapat dewan gubernur (RDG) 16 Maret 2023. Keputusan ini direspons pasar saham dengan pelemahan yang berlanjut pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Setelah memerah 3 hari berturut-turut, IHSG hari ini terperosok dan menyentuh rekor terendah baru sepanjang tahun berjalan 2023 di level 6.565,73 atau di bawah dari level terendah sebelumnya 6.584,45 pada 11 Januari 2023.
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengemukakan kebijakan BI tersebut telah sesuai dengan ekspektasi pasar. Pelemahan IHSG sendiri terjadi terimbas sentimen efek domino kolapsnya Silicon Valley Bank ke Credit Suisse di Eropa.
"Secara harga, IHSG berada di oversold area sehingga memiliki potensi rebound," kata Cheril, Kamis (16/3/2023).
IHSG ditutup melemah 0,94 persen ke posisi 6.565,72 pada perdagangan hari ini. Pelemahan terjadi di hampir seluruh sektor dengan koreksi terdalam terjadi pada sektor energi sebesar 2,85 persen, kemudian sektor industri dasar turun 2,55 persen, dan teknologi terkoreksi 2,23 persen.
Cheril mengatakan koreksi saham-saham teknologi dipicu oleh kekhawatiran tumbangnya perusahaan-perusahaan teknologi AS menyusul tumbangnya SVB.
Baca Juga
Sementara itu, pelemahan sektor energi disebabkan oleh ekspektasi perlambatan ekonomi yang meningkat sehingga memicu pelemahan harga komoditas energi.
"Hal ini menyebabkan emiten sektor energi menjadi sasaran aksi jual investor," kata dia.
Di tengah volatilitas tinggi pasar saham dan pelemahan IHSG, Cheril menyarankan investor untuk mulai mencicil saham-saham perbankan berkapitalisasi besar dan konsumen primer. Beberapa yang menjadi rekomendasinya adalah SIDO, BBRI, BBNI, dan INDF.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.