Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.400 pada perdagangan hari ini, Selasa (14/3/2023), sementara itu indeks dolar terpantau menguat ke level 103.373. Pelemahan rupiah terjadi jelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu-Kamis, 15-16 Maret 2023.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.400 atau turun 0,16 persen, sementara sejumlah mata uang Asia terpantau bergerak bervariasi terhadap dolar AS.
Yen Jepang melemah 0,35 persen, Dolar Singapura melemah 0,12 persen, Won Korea melemah 0,27 persen dan Peso Filipina melemah 0,20 persen. Kemudian, pelemahan juga dirasakan oleh Rupee India, Yuan China dan Bath Thailand yang masing-masing turun 0,10 persen, 0,19 persen dan 0,30 persen.
Sementara itu, Dolar Hong Kong, Dolar Taiwan, dan Ringgit Malaysia terpantau menguat, masing-masing sebesar 0,02 persen, 0,29 persen, dan 0,28 persen.
Tim Analis Phintraco Sekuritas menyebutkan adanya peluang penguatan rupiah jangka pendek jelang RDG BI.
Perkembangan kondisi sektor perbankan di AS mendasari sejumlah ekonom untuk merubah pandangannya terhadap arah kebijakan The Fed. Sejumlah ekonom mulai mempertimbangkan kemungkinan The Fed mempertahankan sukubunga acuan dalam FOMC 22 Maret 2023, dari ekspektasi sebelumnya berupa kenaikan 25-50 bps.
Baca Juga
“Dengan demikian, terbuka kemungkinan bahwa RDG Bank Indonesia (BI) juga akan mempertahankan suku bunga acuan pada 16 Maret 2023. Hal ini berpotensi memicu penguatan lanjutan nilai tukar Rupiah dalam jangka pendek,” jelasnya.
Selain itu, berdasarkan kalender Bank Indonesia, hari ini BI akan merilis data Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) Januari 2023.
Pada penutupan perdagangan Senin (13/3/2023), mata uang rupiah ditutup menguat 0,48 persen ke posisi Rp15.375 per dolar AS. Penguatan tersebut ditopang oleh melemahnya dolar AS buntut kekhawatiran The Fed saat SVB dikabarkan kolaps.