Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok dengan pelemahan 2,14 persen dan meninggalkan level psikologis 6.700. Indeks komposit terkoreksi 145,14 poin ke 6.641,81 di tengah sentimen negatif eksternal.
Berdasarkan data RTI pukul 15.01 WIB, IHSG bertahan di zona merah sepanjang perdagangan dengan posisi terendah 6.635,37 dan tertinggi 6.786,67. Hanya terdapat 101 saham yang parkir di zona hijau saat penutupan, sementara mayoritas 478 saham melemah dan 146 saham ditutup stagnan.
Seluruh sektor terpantau ditutup melemah dengan koreksi terdalam terjadi pada IDXTRANS yang turun 3,93 persen. Sektor teknologi menyusul dengan pelemahan sebesar 3,07 persen dan sektor energi turun 2,94 persen.
Di jajaran saham-saham berkapitalisasi besar, saham teknologi UNVR menjadi satu-satunya yang menguat dengan apresiasi sebesar 1,20 persen ke harga Rp4.210.
Pelemahan terdalam dialami BMRI sebesar 4,11 persen ke Rp9.925. Kemudian disusul GOTO yang turun 3,97 persen ke Rp121 dan BBCA melemah 2,63 persen.
Di tengah anjloknya IHSG, sebagian saham justru memuncaki posisi top gainers dengan kenaikan dua digit. PT Metro Realty Tbk. (MTMX) menguat 25,88 persen ke Rp214. Sementara itu emiten anyar milik pengusaha Prajogo Pangestu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) melesat 24,53 persen ke harga Rp660.
Baca Juga
Sementara itu, saham terboncos mencakup PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) yang turun 6,98 persen. Lalu BSML dan MTWI turun masing-masing 6,96 persen.
Phintraco Sekuritas dalam risetnya pelemahan signifikan mayoritas indeks di Eropa pada Senin (13/3/2023) turut mempengaruhi psikologis pasar di Indonesia pada Selasa.
Selain itu, perkembangan kondisi sektor perbankan di AS membuat sejumlah ekonom mengubah pandangannya terhadap arah kebijakan The Fed. Sejumlah ekonom mulai mempertimbangkan kemungkinan The Fed mempertahankan suku bunga acuan dalam FOMC 22 Maret 2023, dari ekspektasi sebelumnya berupa kenaikan 25–50 bps.
Dengan demikian, terbuka kemungkinan bahwa RDG Bank Indonesia (BI) juga akan mempertahankan suku bunga acuan pada 16 Maret 2023. Hal ini berpotensi memicu penguatan lanjutan nilai tukar rupiah dalam jangka pendek.