Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rokok seperti PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) mengerek harga jual untuk memperbaiki margin. Sentimen ini dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan bersimbas positif ke sahamnya.
Pada penutupan perdagangan Senin (13/3/2023), saham HMSP berada di level Rp1.175, naik 39,88 persen sepanjang 2023. Saham GGRM dalam waktu yang sama sudah naik 40,69 persen ke level Rp25.325.
BRI Danareksa Sekuritas merevisi naik peringkat sektor tembakau menjadi overweight karena strategi GGRM dan HMSP menangkal laju kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) dinilai berpeluang memperbaiki margin.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Susanto mencatat bahwa GGRM telah menaikkan harga jual pada akhir Desember 2022 dan pada akhir Januari 2023. Mereka akan kembali menaikkan harga menjelang Ramadan dengan persentase kenaikan di rentang 4 persen — 8 persen.
“Secara historis, GGRM akan menunggu jeda beberapa bulan untuk kembali menaikkan harga jual,” kata Natalia dalam risetnya yang dikutip Minggu (12/3/2023).
Natalia juga mencatat bahwa kenaikan harga jual juga dilakukan oleh produsen rokok lain. Sebagai contoh, harga jual produk HMSP di ritel telah naik 3 persen — 8 persen secara year to date sampai Februari 2023.
Baca Juga
Untuk menjaga marginnya, Natalia mengatakan emiten rokok hanya perlu menaikkan harga jual sekitar 4 persen untuk sigaret kretek tangan (SKT) dan 9—10 persen untuk sigaret kretek mesin (SKM).
Kendati demikian, rokok GGRM telah naik di kisaran 20—35 persen dan 7—13 persen sampai Maret 2023. Kenaikan itu melampaui penyesuaian pada Januari 2022 yang berkisar di 3—18,6 persen. Sementara itu, harga jual HMSP telah naik 7—35 persen secara tahunan.
“Kami melihat ada ruang untuk perbaikan margin dengan asumsi terdapat kenaikan harga jual rata-rata dan kenaikan volume penjualan. Kenaikan harga akan memainkan peran yang lebih besar meskipun ada risiko penurunan volume,” jelasnya.
Dengan asumsi harga jual rata-rata (ASP) naik 12,2 persen dan volume penjualan turun 11,7 persen, BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan margin kotor GGRM tetap tumbuh 260 basis poin menjadi 11 persen. Kondisi ini akan berkontribusi pada kenaikan pendapatan 2023 yang diestimasi bertambah Rp4,3 triliun atau merefleksikan kenaikan dua digit secara tahunan.
Sementara untuk HMSP, Natalia mengestimasi kenaikan ASP sebesar 9,7 persen secara tahunan dengan kenaikan volume yang lebih rendah sebesar 3,8 persen year on year (YoY) akan membuat margin kotor naik menjadi 16,3 persen. Laba bersih HMSP pada 2023 diestimasi mencapai Rp8,6 triliun atau naik 31 persen yoy.
“Akselerasi harga jual rokok ini akan mendorong pertumbuhan pendapatan,” katanya.
HMSP saat ini diperdagangkan dengan valuasi price to earning PE estimasi 2023 15,9 kali. Harga sahamnya berpotensi terdongkrak dengan kenaikan harga jual sehingga BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan beli dengan target harga Rp1.400 yang berdasarkan pada PE rata-rata 3 tahun 19 kali.
Rekomendasi beli juga disematkan untuk GGRM dengan target harga lebih tinggi di Rp30.000 yang mengindikasikan proyeksi PE 2023 di 13,3 kali. Natalia menyebutkan GGRM selalu diperdagangkan dengan valuasi yang 40 persen — 50 persen lebih murah daripada HMSP.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.