Bisnis.com, JAKARTA – Bitcoin (BTC) dan sejumlah alternative coin (Altcoin) berpotensi melemah pada Senin, (13/3/2023) setelah rilis data tenaga kerja AS Februari menekan Bitcoin pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data cryptocurrency pukul 09.25 WIB, koin dengan kapitalisasi terbesar itu menunjukkan pelemahan hingga 0,42 persen ke posisi US$22.400 per koin. BTC diperdagangkan dengan total volume mencapai US$25,20 miliar dengan kapitalisasi pasar mencapai US$32,65 miliar.
Sementara itu, Ethereum (ETH) terpantau melemah 0,31 persen ke posisi US$1.605 per koin. Volume perdagangan Ethereum dalam 24 jam terakhir mencapai US$12,52 miliar.
Direktur PT. Laba Forexindo berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan Bitcoin dan sejumlah aset kripto terpantau memerah setelah data tenaga kerja AS untuk Februari menunjukkan pertumbuhan upah yang lebih lambat, menunjukkan pelonggaran tekanan inflasi dapat menjaga kecepatan kenaikan suku bunga Federal Reserve dan dengan demikian mengurangi daya tarik greenback.
“Hanya dalam hitungan jam, nilainya turun dari lebih dari $21.500 menjadi sedikit di atas $19.700. Perilaku serupa dapat diamati dengan mata uang kripto terbesar kedua di dunia Ethereum yang juga berada di posisi merah sekitar 7 persen,” katanya dalam riset harian, dikutip Minggu (12/3/2023).
Data tenaga kerja AS menunjukkan peningkatan pada pekerjaan pada Februari tetapi tidak dengan pertumbuhan upah. Pertumbuhan upah tersebut terlihat lebih lambat dan kenaikan tingkat pengangguran mendorong pasar keuangan untuk memutar kembali harapan untuk kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan The Fed selanjutnya.
Kesaksian Kongres awal pekan ini oleh Ketua Fed Jerome Powell dipandang sebagai hawkish dan memperkuat dolar karena Treasuries membayar lebih banyak imbal hasil daripada utang pemerintah lainnya.
Pada perdagangan Senin (13/3/2023), Ibrahim memprediksi Bitcoin kemungkinan bergerak fluktuatif tetapi melemah di kisaran US$19.500,20/koin hingga US$21.200,10/koin.