Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.450, Mayoritas Mata Uang Asia Lainnya Juga Lesu

Rupiah ditutup melemah 0,11 persen ke Rp15.450 per dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini. Mayoritas uang asia lainnya juga terpantau lesu.
Mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu money changer, Jakarta, Sabtu (30/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu money changer, Jakarta, Sabtu (30/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.450 pada perdagangan hari ini, Jumat (10/3/2023). Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,11 persen ke Rp15.450 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,13 persen ke 105,13.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup mayoritas melemah. Yen Jepang turun 0,12 persen, dolar Singapura turun 0,10 persen, dolar Taiwan turun 0,02 persen, won Korea Selatan turun 0,20 persen, dan rupee India turun 0,07 persen.

Kemudian yuan China bergerak stagnan, ringgit Malaysia turun 0,01 persen, dan baht Thailand turun 0,04 persen. Tercatat, hanya peso Filipina yang mengalami penguatan terhadap dolar AS dengan naik 0,17 persen akhir pekan ini.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan greenback melonjak setelah Ketua Fed Jerome Powell memberikan nada yang lebih hawkish daripada yang diperkirakan pasar pada kesaksian setengah tahunannya di depan Komite Perbankan Senat.

Data hari Kamis menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran telah meningkat paling banyak dalam lima bulan pada minggu lalu.

"Hal tersebut menyebabkan greenback menghentikan reli tajamnya karena para pedagang membatalkan beberapa taruhan bahwa suku bunga AS akan naik jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya," kata Ibrahim, Jumat (10/3/2023).

Menurutnya fokus pasar saat ini beralih ke laporan nonfarm payrolls yang diawasi ketat pada hari Jumat, titik data utama berikutnya yang dapat memberikan petunjuk tentang langkah selanjutnya Fed untuk kebijakan moneter.

Menurut survei ekonom Reuters, nonfarm payrolls kemungkinan meningkat sebesar 205.000 pekerjaan pada bulan Februari setelah melonjak sebesar 517.000 pada bulan Januari.

Adapun dari dalam negeri Ibrahim mengatakan sentimen datang dari berbagai ketidakpastian yang masih tinggi di tingkat global. Akan tetapi, kabar baiknya, ekonomi Indonesia cukup resilien dalam menghadapi berbagai ketidakpastian tersebut.

Untuk perdagangan Senin pekan depan, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang  Rp15.430-Rp15.500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper