Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini, Kamis (9/3/2023), dengan penguatan 0,43 persen ke level 6.805,17 setelah ditutup rebound 0,14 persen ke 6.776 kemarin.
IHSG sempat bergerak ke posisi tertinggi 6.808,59 sesaat setelah pembukaan, kemudian menyentuh posisi terendah di 6.797,92. Sebanyak 166 saham menghijau, 112 saham melemah, dan 400 saham di posisi yang sama dengan penutupan perdagangan kemarin.
Mayoritas indeks sektoral mengawali pembukaan di zona hijau dengan kenaikan tertinggi pada sektor transportasi yang menguat 0,80 persen. Kemudian disusul sektor industri dengan kenaikan 0,65 persen, dan sektor energi menguat 0,39 persen.
Sementara itu, saham-saham penghuni top 10 big cap terpantau mengawali perdagangan di zona hijau. Sampai pukul 09.03 WIB, BBNI memimpin kenaikan dengan penguatan 1,97 persen sehingga berada di Rp9.050. Kemudian TPIA menyusul dengan kenaikan 1,38 persen ke harga Rp2.200, TLKM menguat 1,02 persen, dan ASII menguat 0,84 persen.
Beberapa saham big cap yang melemah adalah BYAN sebesar 0,54 persen ke Rp18.475 dan BBRI stagnan di 4.840.
Saham pendatang baru CUAN masih memimpin daftar top gainers dengan kenaikan 24,82 persen pada awal perdagangan sehingga dibanderol Rp342. Selanjutnya saham SAGE menyusul dengan kenaikan 14,81 persen dan MKTR naik 12,70 persen.
Baca Juga
Sementara itu, IBOS menjadi top losers dengan koreksi 7,87 persen, disusul AMAN 6,92 persen dan WSKT melemah 6,82 persen.
Phintraco Sekuritas dalam risetnya mengatakan IHSG berpotensi melanjutkan rebound ke kisaran 6.800 pada perdagangan hari ini. Secara teknikal, pola hammer pada Rabu (8/3/2023) memperkuat potensi rebound lanjutan.
“Stochastic RSI berpeluang membentuk golden cross di oversold area. Rebound tersebut akan memvalidasi indikasi meredanya tekanan jual pada IHSG,” tulis Phintraco.
Sementara itu, IHSG masih dibayangi sentimen potensi kenaikan The Fed Rate sebesar 50 basis poin pada FOMC 22 Maret 2023 mendatang. Hal ini memicu spekulasi bahwa Bank Indonesia akan lebih dulu menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps.
Meski demikian, kondisi sebaliknya justru ditunjukkan data domestik, yaitu Indonesia Consumer Confidence Index di 122,4 pada Februari 2023, relatif bertahan dari 123 di Januari 2023. Hal itu memperkuat keyakinan bahwa konsumsi domestik masih cukup kuat dan diperkirakan dapat menopang laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2023.