Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Kelolaan Reksa Dana Pasar Uang Turun, Investor Lebih Pilih Deposito?

Dana kelolaan reksa dana pasar uang turun 6,75 persen secara month to month (MtM). Analis menyebut penurunan itu terjadi imbas investor yang pindah ke deposito.
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dana kelolaan reksa dana pasar uang mengalami penurunan signifikan. Berdasarkan data per Februari 2023, dana kelolaan reksadana pasar uang berada di level Rp82,93 triliun, turun 6,47 persen secara month to month (MtM).

Direktur Investasi Bahana TCW Investment Management Doni Firdaus mengatakan penurunan dana kelolaan reksa dana pasar uang disebabkan banyak investor yang beralih ke instrumen investasi lain dalam hal ini deposito.

Menurut dia tingkat kenaikan suku bunga mengakibatkan turunnya imbal hasil atau return dari reksa dana pasar uang.

“Sementara deposito naik jadi mungkin perkiraan saya orang pindah dari reksa dana pasar uang ke deposito, karena deposito naik tingkat bunganya sementara return dari reksa dana pasar uang turun itu penyebab utamanya,” kata Doni di bilangan Jakarta Selatan, Rabu (8/3/2023).

Meski demikian, kata Doni penurunan dana kelolaan reksa dana pasar uang hanya terjadi sementara. Dia meyakini dana kelolaan reksa dana pasar uang akan mengalami tren peningkatan dalam jangka panjang.

“Orang memindahkan investasi kan enggak setiap hari, deposito kan biasanya sebulan sampai tiga bulan kalau dia deposito jatuh tempo dia lihat lagi oh reksa dana pasar uangnya sudah menarik lagi mungkin mereka akan balik lagi,” kata Doni.

Senada, Investment Analyst Infovesta Capital Advisory Fajar Dwi Alfian menyebut penurunan reksa dana pasar uang disebabkan investor yang mengalihkan uangnya untuk berinvestasi di produk lain.

“Untuk pasar unag mengalami penurunan, di tengah tren suku bunga di bank yang masih belum naik, sehingga mengurangi minta investor di reksa dana jenis ini, dana memilih mengalihkan ke jenis lainnya,” katanya.

Lebih lanjut, Fajar mengungkapkan, investor dapat berstrategi mengalokasikan asetnya sesuai dengan profil risiko.  Dia pun menyarankan investor dapat menambah porsi reksa dana pendapatan tetap, seiring dengan potensi pertumbuhan pada reksa dana berbasis obligasi pada 2023.

"Untuk reksa dana jenis saham, investor bisa mengoleksi reksa dana yang mengoleksi emiten-emiten berfundamental baik, serta memiliki prospek yang positif di tahun ini seperti sektor konsumer," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper