Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amblas, Rupiah Dibuka di Rp15.350 per Dolar AS jelang Pidato The Fed

Rupiah dibuka amblas ke Rp15.350 per dolar AS, melemah bersama mayoritas mata uang di Asia meskipun indeks dolar AS di zona merah.
Rupiah dibuka amblas ke Rp15.350 per dolar AS, melemah bersama mayoritas mata uang di Asia meskipun indeks dolar AS di zona merah. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Rupiah dibuka amblas ke Rp15.350 per dolar AS, melemah bersama mayoritas mata uang di Asia meskipun indeks dolar AS di zona merah. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah dibuka amblas menembus Rp15.350 per dolar AS bersama mayoritas mata uang di Asia meskipun indeks dolar AS berada di zona merah. 

Mengutip data Bloomberg, Selasa (7/3/2023) pukul 09.10 WIB, rupiah bergerak melemah 55 poin atau 0,36 persen ke Rp15.350 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS juga melemah 0,15 persen ke 104,19. 

Bersama dengan rupiah, sejumlah mata uang seperti yen Jepang melemah 0,01 persen, dolar Taiwan melemah 0,09 persen, dan won Korea Selatan melemah 0,08 persen. 

Kemudian, peso Filipina melemah 0,37 persen, yuan China juga melemah 0,07 persen, dan baht Thailand melemah 0,01 persen. 

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.270 - Rp15.330 per dolar AS pada perdagangan hari ini. 

Ibrahim mengatakan dolar AS bergerak turun karena investor menunggu kesaksian dari ketua Federal Reserve Jerome Powell dan melihat ke arah laporan pekerjaan Februari pada akhir minggu yang kemungkinan akan mempengaruhi seberapa hawkish langkah bank sentral AS selanjutnya. 

"Setelah memberikan kenaikan jumbo tahun lalu, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam dua pertemuan terakhirnya, tetapi banyak data ekonomi yang tangguh, memicu pasar khawatir bahwa bank sentral akan kembali ke jalurnya yang agresif," jelas Ibrahim dalam riset harian, Senin (6/3/2023).  

US Futures memperkirakan ada peluang 72 persen The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuannya pada 22 Maret. Sorotan akan kuat pada laporan tenaga kerja Februari yang dijadwalkan rilis pada Jumat dan kesaksian ketua Fed Jerome Powell kepada Kongres pada Selasa dan Rabu. 

Dari sisi internal, menjelang periode bulan Ramadan dan Idulfitri 2023 akan terjadi peningkatan harga pada pangan dan aneka tarif angkutan. Oleh karena itu, pemerintah akan melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mengendalikan inflasi selama bulan Ramadan dan Idulfitri 2023. 

Sebelumnya, pemerintah telah memutuskan akan memberikan bantuan beras selama tiga bulan. Demikian pula untuk bantuan telur dan ayam yang kini regulasinya sedang diatur. 

Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) melalui TPIP dan TPID juga akan terus mendorong sinergi dan kerja sama agar inflasi tetap dalam sasaran 2023 dan ini merupakan momentum untuk pemulihan ekonomi nasional. Selain itu, bauran berbagai kebijakan fiskal dan moneter seperti Undang-Undang (UU) Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, Perpu Cipta Kerja, dan pengaturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) mampu memberikan kepastian.  

Lebih lanjut, Pemerintah juga terus menjaga daya beli masyarakat melalui pengendalian inflasi serta peningkatan investasi sebagai bagian dari strategi untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. 

"Terkait dengan ketahanan, sektor eksternal juga menjadi perhatian, terutama untuk stabilitas nilai tukar rupiah sebagai bagian dari pengendalian inflasi terutama dari inflasi impor yang saat sekarang terutama dari harga-harga energi. Dalam hal ini tentu likuiditas menjadi penting," imbuh Ibrahim.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper