Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Modal Volatil Imbas Sentimen Global, Investor Bisa Coba Strategi Ini

Pasar modal, obligasi, dan mata uang Indonesia merosot pada Selasa (7/3/2023) dipengaruhi oleh sentimen global.
Karyawati mengamati pergerakan harga saham di kantor PT Mandiri Sekuritas di Jakarta, Rabu (9/11/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati mengamati pergerakan harga saham di kantor PT Mandiri Sekuritas di Jakarta, Rabu (9/11/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar modal, obligasi, dan mata uang anjlok pada Selasa (7/3/2023) dan tren penurunan diperkirakan masih akan terus berlanjut.

Pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (7/3/2023), IHSG tercatat turun 0,59 persen ke 6.766. Adapun, rupiah menjadi mata uang yang melemah paling dalam di Asia, turun 0,47 persen ke Rp15.367 per dolar AS.

Ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto mengatakan dalam jangka pendek dan menengah kondisi pasar global masih sangat diliputi oleh ketidakpastian.

"Selama bank sentral di negara-negara maju terutama AS, Inggris, dan Eropa terus melakukan pengetatan moneter dan menaikkan suku bunga, kondisi seperti sekarang masih akan terus berlanjut," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (7/3/2023).

Rully memperkirakan tren kenaikan suku bunga AS masih akan berlanjut hingga Juni 2023, sedangkan untuk suku bunga Bank of England (BoE) dan European Central Bank (ECB) masih akan berlanjut sampai dengan semester kedua 2023.

Dalam kondisi seperti ini, untuk Rully mengatakan pelaku pasar bisa memaksimalkan portfolio yanag dimiliki dan tidak lupa melakukan diversifikasi.

"Itu dua hal yang tidak terpisahkan, tapi saya rasa masih harus sangat selektif, karena ada potensi untuk terkoreksi dalam beberapa bulan ke depan, lebih karena sentimen global," ungkapnya.

Beberapa strategi yang bisa dilakukan antara lain dengan  melihat fundamental emiten, dan melihat kecenderungan aliran dana dari investor asing.

Sebelumnya, terkait dengan diversifikasi aset, Macro Equity Strategist Lionel Priyadi mengatakan investor juga bisa melakukan strategi dengan akumulasi aset seperti emas bisa menjadi pilihan safe-haven.

Sementara itu, untuk pasar saham, strategi yang disarankan adalah berinvestasi di sektor-sektor yang diuntungkan akibat turunnya harga komoditas. "Sektor-sektor itu salah satunya adalah semen dan besi baja. Adapun, untuk obligasi, kami melihat ada peluang masuk ke seri-seri yang menjadi acuan DJPPR karena harganya sudah mulai menarik," ungkapnya.

Untuk memaksimalkan kinerja portfolio, Lionel menyarankan pelaku pasar untuk mulai take profit dan fokus pada saham-saham yang membagi dividen."Selain itu, saham-saham anti-komoditas dan emiten yang diuntungkan saat momen lebaran boleh menjadi perhatian," imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper