Bisnis.com, BANDUNG – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengisyaratkan anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE) akan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada semester I/2023.
Dana yang dihimpun dari IPO PHE juga disebut-sebut akan lebih besar dibanding ‘saudaranya’ PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) yang baru-baru ini melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Diketahui, PGEO merain dana segar dari IPO sebesar Rp9,05 triliun.
“Lebih besar, dia juga bakal barang bagus juga di bursa, karena termasuk yang jumbo-jumbo juga di bursa,” kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya di Bandung, dikutip Selasa (7/3/2023).
Sayangnya, Arya tidak memerinci berapa total dana hasil IPO yangh ditargetkan dapat diraih PHE. Arya mengatakan salah satu tujuan IPO PHE adalah agar perseroan dapat melakukan ekspansi. Dia belum memerinci ekspansi dimaksud, bisa saja menambah ladang baru, maupun akuisisi sumur.
Hal ini, kata dia untuk memenuhi kebutuhan minyak di dalam negeri. Pasalnya, ungkap Arya, kebutuhan minyak dalam negeri cenderung meningkat. Dia mengaku tidak mau untuk pemenuhan tersebut dengan melakukan impor.
“Supaya tetap persentase impornya tidak berubah banyak maka mau tidak mau PHE harus ekspansi dan PHE ini harus membutuhkan uang yang banyak karena anggarannya sangat besar,” kata dia.
Baca Juga
Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO) PT Pertamina Hulu Energi (PHE) disebut akan dilakukan pada Maret 2023 setelah sebelumnya sempat ditunda. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan Pertamina Hulu Energi ditargetkan akan mendaftarkan dokumen pernyataan pendaftaran pada Maret 2023.
“Ditargetkan akan menyampaikan kembali pada bulan Maret 2023,” kata Inarno dalam acara Konferensi Pers RDK Bulanan, Senin (27/2/2023).
Anak usaha Pertamina ini sebelumnya diberitakan akan melakukan IPO dengan menawarkan saham ke publik sebesar 10-15 persen. Sementara itu, terkait IPO dua perusahaan BUMN lainnya yaitu PT Pupuk Kaltim (PKT) dan Palm Co, Inarno menyebut keduanya belum melakukan pendaftaran dokumen pernyataan ke OJK. Namun, pihaknya berharap rencana pendaftaran dokumen pernyataan ke OJK akan dilakukan di tahun ini.